SIGNATUUR
MICROVORM

BIBLIOGRAFISCH VERSLAG:
BIBLIOGRAPHIC RECORD:
•
•

IMM69C-IOO\

MOEDERNEGATIEF OPSLAGNUMMER:
1U .
MASTERNEGAT~STORAGENUMBER: ~.______________~
1
KITLV/Royal Netberlaods Iostitute of Soutbeast Asiao aod Caribbean Studies

SHELF NUMBER
MICROFORM:

Empat kabeoarao mulla delapao djllao utama I Kwee Tek Hoay•• Surakarta :
Swastika, 119611.· .. dl. ; 16 tm
Groep 3: Mental and sperltual
Djll. 3: Go1oneon 3: Toolga plldrao dlo kero<blDaJID •• DjU. 4•• Djll. 5.

AUTEUR(S)
Kwee Tok Hoay (1886-1952)

E.omplaar&<&ovoos:
AIDW.: Djll. 3,4,5

M SINO 1341 dl3

Sign. vao origineel:
SbelCDr. oC or1lloal tOpy:
M3f276 N

Filmformaat 1Site offilm:
Beeld plaatsing 1Image placemellt :
Reductie moederfilm 1Redllctioll Master film :
Jaar van verfilming' FiI",ed i" :
Verfilmd door bedrijf 1Filmed hy:

SilO. vaD m1trovorm:
Sb.UDr. oC m1troCorm:
M SINO 1341 dl3

HDP 1"'-16 ' . mm
COMIC/IIB
IS :1

2004
Karmac Microfilm Systems

276
N

EMPAT KEBENARAN '

LJ~LAPAN DJALAN UTAMA
OJILIO

GROEP 111.
MENTAL

AND SPERITUAL

Prthal:
6. Pertjobaan (berusaha)

Benar

TJERAMAH KE 29 - 44

Buah Karja Alm. Kwee Ttl: Hoay
Tjttjurug.

111

~ I _

1\\\liil\i\illlïllii\ll\\I~\\\1
00627065

s bt):/

EMPAT KABENARAN MULlA
DELAPAN DJALAN UT AMA

\'"'

QOLONqAN 111.
Tenaga PIkiran dan Kerochanlan
'Mental and SPerltual ,.
Suku S.

TJeramah ke 29 - 33.

Tjetakan pertama

f"

.'.!\
.'C.\

o

.)110

!
Penerbltan :
Swastika Surakarta.

PERTJOBAAN DINAR I
DJalao Utama ke 6 Tjeramah ku 29'

I SI:

HAL:

Tjeramah:
29.

30.

31.

32.

33.

Jang kebanjakan orang guna menghlndarkan
kalukaran diri, ingin dapatltan kaseneDgan
dunia.

.. 231

Pertjobaan menambah lifat·.ifat baik, mela~u­
kan apa jang benar dan sedikipun tidak mengalldung maksud djahat.

.. 243

Sesuatu pertjobaan Benar jang tidak mendjurus pada kabebasan itulah bukan Pertjobaan
Benar.

.. 250

Melakukan.i,Pertjobaall Benar jang
penting berada dalam pikiran.

.. 239

paling

Pertjobaan melupakall sesuatu hal jang tidak
enak, ada mendjadi penawar mandjur unluk
mendjauhkan kasedihaD.

.. 269

PERTJOBAAN BENAR, Peringetan Benar dan Pusatkan
Pikiran Benar, ada masuk golongan 111. Golongan I terdiri:
Pengertian Benar dan Pikiran
Benar, jang mengenakan manu·
.ia punja kabidjaksanaan pemandangan luas (Wisdon and
Insigbt). Golongan 11. terdiri
dari: Bitjara Benar, Perbuat
Benar, dan Tjari mata pentjarian Benar, ada termasuk prilaku baik (Rthie). Golongan 111.
pertjobaan Benar, Peringetan
Benar, Tudjukan Pikiran Benar
(komentrasi atau meditasi benar). Ini ada meng.enakan manusia punja bagian tenaga pikiran dan kerohanian (Mental
and Speritual).
Sebagaimana tel ah diketahui golongan kedua soal bitjara ben ar, perbuat benar dan
matapentjarian benar ada prilalaku jang tertampak diluar. Te
tapi tindakan jang dilakukan
dalam golongan ketiga ini ter·
masuk bagian samar-samar dan
ter.embunji, terutama ada dilakukall dengan pake kekuatallnja pikiran dan kemauan, jang
tidak selamanja dapat lantas
kelihatan dari Iuar.

Kapentingan dari ini golo
ngan ketiga djikalau tidak Ie
bih nistjaja sama djuga nilai
nja septrti jang lain.lain, bah
kan melakukan Pertjobaan (berusaha) Benar ada begitu luat
dan berfaedah bagai kemadjuan
batin manusia, hingga barang
siapa dapat kemadjuan batin
dalam itu lima Djalanan jang
dulu tidak nanti sia - siakan
Djalan Utama jang ke en am
ini.
Kapan orang perhatikan sadja kalimatnja, kelihatan hal
Melakukan Pertjobaan Benar
ada amat sederhana dan tidak
mengandung artian jang terlalu
dalam, luas dan penting, .ebab
kebanjakan orang jang perhatikan peladjaran baik dan aturan
hidup jang panta. lemua pun
telah mengarti, bahwa untuk
bisa mendjadi seorang baik,
manusia harus tjoba melakukan
aesuatu jang benar dan betjik.
Dalam kalangan umum antara
orang orang biasa, itu Pertjobaan Benar pun sudah diakku ke
baikan dan kefaedahanuja.
Mitaalnja, kal au satu anak
pemales, jang liwatkan temponja
dengan mengganggur atau ple233.

•

sier, kernudian giat beladjar salah satu i1mu pengatahuan jang
berguna iapun boleh dipandang
sebagai melakukall perljobaan
benar. Kapan satu orang tidak
8Uka bekerdja apa-apa kernudian melakukan satu pentjarian
uutuk kahidupannja, dengan
herdagang atau berkuli , itupun
tandanja ia lag i bertindak untuk
bikin pertjobaan jan;:! benar;
satu pelldjudi atau pernabokan
jang djauhkan diri dar i kawan
kawannja dengan siapa ia biasa
berkumpul uIltuk main kartu
dan minulII arak; satu pCllluda
jang menjingkir dari sahabatsababalnja jang berkelakuan
tidak baik dan tjoba tjampur
orang·orang pautas dan lel'bormat; satu lengganan su - hian
(rumnh piesiran ) jang ambil
putu.aD altan selandjulnja linggal di rumah untuk tjari kasenengan dialltara familienja sen
diri atau pergi ke gredja masdjit atau kl enting akan dengar
peladjaran jang baik; satu pendjabatjang tidak landjutkan pula kabiasaannja dari penghidupaD jang peDuh dosa dan tjoba
tjari Dafiah dengan bekerdja,
bertanl atau berdagang keljil;
satu bUllga raja jang lepaskan
kablasaannja dan maskipun me
larat lebih suka bekerdja jang
234 ..

pan tas, ini semua, ada term asuk pada Pertjo')aan BeDar,
maskipun kebanjakan mengen akan penghidupan lahir.
Ini matjam Perljobaall hampir semua orang pefllah lakukan, dan bukan hanja satu dua
kali sadja ·alamkan kagagalan
dalam satu pakerdjaan ludjuan,
atau dapatkan apa apa jang
tidak enak jang merugikan dan
mendjengkelkan, lantaran salah
atau alpanja sendiri, selalu ia
menjoba sesuatu jang baru, jang
lebih baik, Icbib rapi, lebih berfaedah dall menguntullgkan. Satu pendjudi jang mulai in sj af
bagaimana itu kasukaan sudab
bikin rudin dan timbulkan dju
ga lain - Jain ka$ukeran nanti
melltjoba menjillgkir dari kawan-kawan djudinja untuk tolong dan luputkan dirinja sendiri dari itu keadaan jang tidak
enak. Satu pendjahal, pentjuri
atau peDipu sudah alamkan segala kagetiran di tangao polisi
dan di tempat hukuman, sering
kali tjoba lepaskaD kabiasaanDja jang tidak baik itu terutama untuk luputkan dirinja dari
itu pellghidupan jang penub
kahinaan Seorang jang biasa
hidup boros dan rojal bingga
tcrlibet segala matjam kasukeran, djikalau kemudian ia hidup

himat, inilah tudjuannja sekedar untuk Juputkan diri dar i
itu matjam kesangsaraan jang
ia aJamkall terus-menerus. Djadinja itu segaJn matjam Pertjobaan BeDar jallg dilakukan oJeh
orang-orang blasa, tudjuannja
keballjakan ada unluk tjari ka.enengan dunia supaja dirinja
dapat kadlldukan lebih baik,
lebih terpandang alau terhormal dan terbebas dari segala
matjam kasukeran, kahinaan dan
lain-Iain hal jang tidak tnak.
Tapi dalam anggepan \ImUm,
itu matjam pertjobaan ada sampai baik dan memlla.kan. Ibu
bapak meraaa girang dan beruntung kapan melihat anaknja
jang, bodo mempunjai kaingllIan akan bcladjar sesuatu jang
berguna jang pernalas kelihatan giat bekerdja atau bcrdagang. jang biasa mengidar letiap malam kelihatan djinek dan
betah tinggal di rumah, dan
jang borm _dapat berJalu hi:
mat, dan sImpen uang. Bagal
orang biaaa, itu semua pertjobaan untuk mcnjingkir dari semua perbuatan tidak baik, klIru,
bodo, menjaaar dan merugikan,
supaja tlapat lakukan apa jang
bi.a memberi kauntungan, kekajaan, kapudjian dan kahormatan, itulah sudah boleh dika

tabn tjukup dan memuaskan,
untuk djalankan apa jang dinamakan Pertjobaan Benar.
Tcta»i Pertjobaall Benar jang
dimaksudkan Buddha bukan
hanja mengenakan soal men gedjer kauntungan dan kasenengan dUllia jang bersifat fana
atau saliwatan_ Hu pertjobaan
untuk perbaiki penghidupan lahir, ma~kipun ada perlu. tidak
begilu berbarga dan helfaedah,
sepeni mclakukan pertjo~aan
jallg benar untuk kemadJuan
batin dan meninggikan atau
membenihkan karohanian. Dan
jang paling penting adalah dem ikianl satu orang jang audah
mempunjai pengartian dan pikiran benar, jang djadi pokok
dari kabidjaksanaan, tidak akan
dapat ' kemadjuan peaat dan
sempurua djikalau mereka tidak
lakukan Pertjobaall terul-menerus untuk didjalankan apa jang
ada didalam ia punja pikiran
dan pengartiall. Drang jang
dapat bitjara, berlaku dan mentjari penghldupan setjara benar,
pun ti dak bila djalankan itu
semua dengan sempurna kapan
ia alpa at au malas untuk sebentar - bentar lakukan Pertjobaan Benar, jang membikill segala apa jang ia rasa ada baik
daD berfaedah bagi dirinja sen-

255.

diri atau orang banjak, dapat
dibuktikan dari pen gala man
~ang didapat dari pertjobaan
ItU.

I

Inilah ada keadaan jang sewadjarnja, menurut djalannja
natuur dan tjotjok dengan sifat
dan tabiatnja manusia, jang baru dapat mengarti betlIl apa
jang difahamkan dalam teori
djikalau sudah ditjoba didjalankan dalam praktik. Misalllja sa tu
orang membatja dan fahamkan
dengan tcrlitie buku untuk men
djadi satu typist jang pandai,
hingga ia ingat autero isinja di
luar kepala, dan malah ia madju lebih djauh dengan beladja\' untuk mengetahui sesllatu
bekakas dari itu masin tuHs
sampai tidak ada satu potOllg
jang ia tidak tahu kagunaannja.
Tetapi dengan Itu pellgarlian
ladja ia tidak bisa ugetik dengen beres, rap i dan tjepat djikalau ia belum mentjoba djalankan sendiri itu pakerdjaan
ngetik sarnpai bebrapa minggu
atau bulan. Demlkian pun seorang wanita jang fahamkan
buku masakall untuk bikin makanan dan kuwe-kuwe, djikalau
ia hanja mengarti dan in gat
seantero isinja itu buku dan
keDaI djuga barang bahan jang
per~u dipakai, belum tent u ia

236.

dapat mendjadi koki jang pandai, kapan ia tidak tjoba akan
masak sendiri legala matjam
makanan hingga berulang-ulang.
Ini peladjaran dari Buddha,
mak a di namakan Delapan Dja
lan Utama, sebab seluatu orang
jang ingin menarik kafaedahan
bukan hanja mesti kenal, tahu
dan ingat satu demi salu apa
jang diundjuk ol eh Buddha, ha
nja tcrutama kudl! menrljalani
apa jang ia sudah dapat. Satu
"djalanan" tidak mempunjai ka
{aedahan apa - apa, dan tidak
dapat di namakan ,.djalanan"
djikalau bukan lIntuk dipakai,
di indjek alau didjalani oleh
orang - orang jang Hwat, jang
hen dak pergi ke itu tempat
kemana itu djalanau melldjurus. Maka sesuatu orang jang
helldak meugen al peri kabelIeran ledjati jang terdapat
dalam ini Delapan Djalan Utama, jang mengantar manusia
untuk lampaikan Nirwana, haruslah, selainnja beladjar un.
tuk mentjari tahu sifatnja lui
djalanan2 djuga suh mengindjek
dan mengikuti dengan berbareng
supaja bisa lehs sampai ke itu
tempat jang ben dak di tudju.
Untuk dapat mendjalankan de
ngan berhasil, haruslah orang
mempunjai kabranian, kagiatan

dan kemauan akan mentjoba,
melaltUkan itu Pertjobaan Be·
nar.
J
Ini tindakan lesungguhnja ada
ptrlu sekaU sebab Duddhisme
bukan hanja mengadjar lupaja
arang djangan djahat, tapi
djuga harul melaltUkan kebaikan
dengan pasti. Ketika Sang Bud·
dba memberi keterangall ringkas tentang ia punja peladja·
ran la berkata: "Brentikan melakukan kedjahatan", dan kemudian disambung: "beladjarlab mendjalankan kebaikan".
Berlaku baik dellgan tinggal
diam sadja masih tidak tjllkup,
ada balljak orang jang mengandung maksud sulji dan mulia,
tetapi tidak mengasih Iihat apa
apa dari pakerdjaannja, karena
ia selalu merasa sangsi dan
mundur-madju akan wudjutkan
apa jallg berada dalam tjita-tji·
tanja, lidak brani lakukan pertjobaan maaki ia tahu itu tudjuan ada baik dan berfaedah
Pertjobaan Benar ada termasuk
dalam pakerdjaan pikiran, oleh
karena seluatu pertjobaan jang
dilakukan lanpa pikiran dan
pertimbangan, atau maski ada
digunakan tetapi tidak dengan
lepenuhnja tanpa dipikir dan
ditimbang matang atau dengan
lunggub·sungguh tdak bisa ter-

masuk dalam kalangan memikir. Malta sesuatu tenaga jang
digunakan dalam ini pertjobaan hantslab diludjukan aetjara pandai, lebih tjerdik dan
lebih pandai adanja itu tudjnan
lebib dekat orang sampai pada
apa jang dinamakan Pertjobaan
Benar.
Demikianlah. pertjobaan dari
sattl pedagang. jang tudjukan
perhatiannja untllk larik kauntungall besar dengan tidak per
dullkan karugian dari lain·lain
orang; pertjobaan dari satu radja atau kepala pamerentah
jang hendak membesari daerah
keradjaannja untuk karugiaDnja
lain·lain negeri tetangga; pertjobaan dari satu pemimpin poIitik jang hendak meluaskan pengaruhnja dengan menindas
atau mendesek keblakang par·
ty-party lawannja; atau pertjo·
baan dari satu lelaki untuk da·
patkan maksudnja akan mempunjakan seorang gadis dellgan
tjara paksa, ini semua tidak dapat dikata Pertjobaan Benar,
sebab berdasar atas keserakahan, gila hormat atau turuti
Dafsu ehewani, jang pertentangan sama pikiran dan pertim·
bangan sehat. dan menimbul.
kan katjilakaan atau kalusaban
pada lain - lain orang bahkan

237'

•

ludah past i pada achirnja akan
merugikan dan menjilakakan
djuga dirinja lendiri.
Bagi golongan pertcngahan,
jang baru mulai bertindak akan
mentjari kemadjuan batin,umum
nja jang dipandang sebagai Pertjobaan Benar hauja dengau
membatja buku - buk u agama
atau ilmu pengalahuan rohani;
mengundjungin gercrlja, kelenting, masdjit atau hadlirin pel'
temuan kebatinan, dan lain,lainnja pula. Ada djuga jang tjo
ba mendjalankau vegetaris (tjiatjay) berpuasa untuk dapatkau
ilmu - ilmu sutjikan diri, atau
beladjar pad a salah satu guru
jang dianggap bisa kasib padanja pengartian rohani atau .alah satu ilmu gaib. Ini semua
memang ada djuga kebaikanja
kapan maksud dan tudjuannja
tidak selfish, bukau untuk mentjari kauntungan, kahormatan
atau kamashuran diri sendiri,
dan kasudahannja bukan sadja
menjingkir dari kcdjahatan tapi
djuga melinjapkan segala tja.
tjat dalam dirinja dan menam
bah i nafsu kainginan akan melakukan kebaikan. Tetapi- itu
pertjobaan jang kclihatannja
benar dan baik, blsa djuga berubah mendjadi ialah dan tidak
benar djikalau orang datang di

gredja, masdjit, atau keI enting,
dengan mengandung maksud JU
paja dirinja dipandang .ebagai
seorang sutji dan sudjut pada
agama; djikalau itll segala pantangan untuk sutjikau diri didjalankau dengau kainginall supaja bisa melltjapai maksud
akan dapat kauntungan dllnia
guna dirinja lendiri; djikalau
itu i1mll-ilmu gaib jang dipeladjari sekedat' ltrltuk bikin orang
djadi kagum, tnruk hormat dan
pudja; pertjobaan - pertjobaan
tjara demikian bukan sadja salah berbatik djadi djahat dali
bel'bahaja, kapau itu orang pttnja sikap dan tabeat berubah
mendjadi fanatiek, pandang rendah dan menghina pada lainlain orang jang berbcdaan pikirau dan tudjuannja, at au kan
dung kedengkian dan kabentjian pada orang, jang dikuatir
nanti laingin ilmu dan kepandaiannja itu, dan sebaliknja, me
rasa sen eng dan girang djikalau
dipudji dan di umpak - umpak
atau dituruti scgala permintaan
nja. Maka leJuatu orang jang
baru mau lakukan pertjobaan
akan bertindak dalam kalangan
kebatinan haruslah illsjaf dan
djangan alpa menggunakan pikir.an dan pertimbangan sehat,
sebab biarpun . dalam kalangan

agama atau kerohanian, kalau
orang kur~ng hati-hati, mud,ah
sekati terdJcrumus kedalam dJurang tjubluk jang melintang di
tengab perdjalannja.
Sebagai petundjuk supaja
orang dapat lakukan itu Pertjobaan Benar dengan lelamat dan
berfaedah, oleh Buddha ada di
kemukakan cmpat matjam tjara
jang dapat dipake lebagai pedoman, jaitu:
L) Pertjobaan untuk menjegah berbangkinja iketan baru
pada kita punja diri.
2.) Pertjobaan unluk menahan kemadjuaIlDja iketan iketan
jang sudab ada di dir! kita.
3.) Pertjobaan untIJk datangkan keinginan bar u akan menIjari iabebasan.
4.) Perljobaan untuk melepa,
kan jang sudab ada, pad a kita
akan mentjari kabebasan.
Sekarang tentu orang ingin
menanja, apakah jang dinamakan ikf'tan dan kabebasan itu ?
Itu iketan adalah ,cgala apa
jang ada didunia jang mellgiiat manusia pad a kesangsaraan.
Itu iabebasan, jalah terlepas da
rI kesangsal1lan. Kaum Buddhist
ti dak harus tutup atau membuta
kan matanja pada.kesanglaraan,
dari sc'gala kakulutan dan kasukeran dunia, sebab itulah jang

mendatangkan segala gontjangan dau jang mellnjapkan kakatcntraman, dan bukan djaraog mendjllrungi manusia pada kedjahatan dan kadosaan,
ada banjak pegawai jan~ beker
djn lama dengan djudJur dan
setia sudab lakukan corupsi serta pake uang jang dipertjajakan, hingga dipetjat dari djabatannjn dan dapat hukuman,
lantaran ia mesti pikul tanggungan berat dalam rumab tang
ga, jang mendjadi satu iketan.
Banjak ajah dan ibu jang hidllpnja leperti tersiksa terusmencrus lantarau anak-anakllja
sering sakit, mesti pake ongkos
besar untuk sekolahkan, dan lain
lain kasukeran, lantaran beratnja tanggungan dalam keluarga
hingga membikin batÎllja djadi
keral dan kedjam terhadap lain
lain orang.
Hll semua oleb kaum Buddhist dinamakan "Iketan" darl
mana scsuatu orang jang hendak mcndapat katentremaD kekal, itu Nirwana, harus bebaskan diri.
Bagaimallakah kita harus me
njegah muntjulnja iketan·iketan
baru? Tidak lain, hanja djangan kasih tu.m~uh dalam d~~i
kita nafsu kamglnan baru. DJ'kalau sudah merala kaberatan

238.
239.

sa ma tanggungan rumah tangga lantaran mempunjai setengah dozijn anak, masih kemaruk lama wanita dan "iara pula binik muda, inilah tand aIIja ia tjad ikatan-ikatan baru
jang tambahi kesangsaraaunja,
sebab djiklilau bin ik muda ilu
melahirkan bebrapa anak, tanggungannja pun semakin berat.
Demikian plln dengall seorang
dagang jallg merasa ketjapean
dan tanggung banjak pmillg se
tiap hari abn urus pakerdjaan
jang sudah ad a, kapan ia tambah lagi lain-Iain pilterdjaau 1111tuk dapat kaunlungan lebih be
sar, dan pegang pula lain-Iain
palterdjaan jang dikira dapat
menguntulIgkan, kalUdahanja ia
djadi semakin ripuh hingga
achirnja, maski kanntunganja
bertambah besar katentremannja abn muma, Ini ada dua
dari sedjumblah besar tjuntotjonto dari oraug - orang jang
tidak mau mendjaga snpaja dirinja tidak terdjiret dalam iketan-iketan baru jang menjengsaraltan.
Untuk loloskan diri dari iketan jang slIuah ada orang harus singkirkall naf.u kainginan
jang ia kandung sekarang. Misalnja ada balljak orang jang,
untuk Iiwatkan tempo jang ke-

240,

lebihan, biasa bennaill kartu'
dari kesenengan mana bukan
djarallg ia dapat kedjengkelan
dan kekalutan karena ilang uang
dan iJang tempo, jang mem bikin rumah tangga dan pakerdjaannja djadi terlentar. Djikalau ia dapat hapuskan itn "ike
tau dari kart u" pastilah satu
sumber dari sekian banjak kalukeran jang ia alamkan akan
tersumpat, bren ti mengalir. Kapan kita ada pegang satu pakerdjaan jang memberi banjak
djellgkel dan posillg, at au melIimbulkan perasaan tidak enak
pad a Iiangsiem ada satu pertjobaan benar djikalau kita
lepaskan abn pegang lain matjam palterdjaan jallg, maskipun hasilnja tidak begitu besar tapi mengasih Icbih balljak
kepuasan dan katentremall, lantaran lebih tjotjok untuk kita
djalankan. Demikianlah laban
kalih taH pengikat jang mendjiret bebrapa libetan pada di
ri kita, dapat diputuskan, kita
djadi lebib dekct untuk dapa,
itu kabeba.an, dan kekulutan
penghidupan semakin kurang,
sementara katentreman bertambah besar. Dju~a dengan menjillgkirkan segala kainginan
s. a-sia dali saliwatan jang kita
i
ada kandulIg sekarang, kita pun

dapat tambab pula tjita - tjita
kita untuk dapatkan kabebasan,
sebab sebagai djuga hawa nllfsu untuk dapatkan sensasi (kadrijaan) jang bersifat kemaruk,
kapan dituruti semakin bertambah - tambah besar, demikian
pun angan - angan dan tudjuan
jang baik nanti semakin mendjalar dan sllbur kapan kita su
dah bisa loloskan diri itu bebrapa iketan jang tadinja meng
halangi. Seorang jang seantero
pikiran dan perhatiannja ditudjukall untuk turutin hawa nafsu kemaruk jang mengikat padanja semakin kera., iapun bia
sanja semaidn tidak sempat per
hatiltan kemadjuan batiu hingga tempo dari pengidupannja
telab Hwat dengan sia-sia.
Kapan kita tidak menambabi
pula segala nafsu keinginan baru pad a apa jang kita sudab
pUIlja, kit a pun djadi bantu
menundjang allgan - angan kita
jang sudah ada untuk menudju
pada kabebasan, sebab dengan
tidak tambahi umpan baru pada itu api jang berkobar, lama
lama ia akan pad am .endiri.
Manusia punja nafsu kesukaan
jang berdasar atas kadrijaan
(senlasie) biapun jang tadinja
sangat gemar mudllh bcrubah
mendjadi bOlan. Makanan jang

enak, tempat tinggal dan pera
botan indah, auto dan lain-Iain
kasenengan, demikianpun birahipada kaeilokan, semuanja itu
akan datangkan rasa bosan, kapan sudah terleksana. Oleh karena itu saban-saban orallg mesti tjari at au kedjar pula apaapa jang baru, seperti djuga
mcntjari kaju atau areng untuk
tambahi umpan, pad a itu api
jang mulai hendak pad am supaja bisa berkobar tel us. Maka
kal au saandainja orang dapat
tjegah muntjulnja nalsu naf.u
kainginan baru, tidak ka.ih diriuja terikat semakin keras oleh
dunia punja scgala pcnarik, nistjaja kainginannja pada kabebasau pun akau bcrtambah besar.
Itu peladjaran kelihatannja
ada sederhaua sekali, kalau sadja orang sudah insjaf bahw.
itu legala kasanglaraan jang di
tanggung oleh manusia pokokuja ada dari binginan jang
bersifat kemaruk pada barang
dunia jang sia-sia, jang menjiptakan Karma membikin ia terlahir kembali berulang - ulang
sebab itu kainginan ada bersifat mengikat. Maka sesuatu
orang harus berdaja akan djauhi dirinja dari iketan baru;
menjegah supaja iketan jang su-

241.

PERTJOBAAN BENAR 11.
DjalaD Utama ke 6 Tjeramah ke SO.
dah ada tidak mendjadi lebih
keras; menguatkall angan-angan
nja jallg sudah ada, untuk tlapat kabebasan, dan tambahkan
pula sama jang bam jalah tandaDja slIdah lakukall Pel'tjobaan
Ben ar, tidak dapat disallgsikan
lagi hasi! dari itu pertjobaan
akan membuat beban pengbitlupanllja djadi lebih ringa~,
kedukaan dan kasaJlg~araannJa
djadi semakin kurallg. karena
ia tudjukan perbatiannja ke
djurusan jang berfaedah dan
menjingkil' dar i apa jang merugikan dan menghalangk"n
kemadjuan batinnja.
Untuk mentjapai tudjuan da
ri Pertjobaan Benal', ada perlu kita gunakall pikil'all, pertimbangau dan perundingan pa
da diri sencliri, tentang itu hasi! jang ml'njedihkall Iillltarall
mengedjar se gala kainginan sla

2.2.

sJa Jang, dibangkitkan olch rasa
kema ruk, dan jang sifatnja semua tidak kekal, hanja untuk
scmentara wakt u sadja. Djika.
lau kita mest i kcnal dau tahu
betul kcbodohannja menangkot
atau memeluki pada barang2
jang bah I musna, Iinjap, dan
hilang kembali. Sebegitu lama
orang masih belum in,jaf pada
illi satu Kabeneran, masih dju
ga mau punjakan apa jaug tidak dapat dipegang untuk selamallja, jallg achirnja mCllimbulkan kesrdihan dan kesangsanmn, selama-Iamanja mereka
tidak dapat la1.ukan itu Pertjobaan Benar!
Inilah ada pokok dasar dari
itu hagian dari Buddha punja
Delapall Djalan Utama untuk
digunakan mereka jang hendak mentjari k;Itentreman kekal.

APA jang Uuddha namalr.an
Pcrtjobaan Benar dalam bahasa
Sanskrit: Samyag Wirya, jallu
pertjobaan (berdaja) jang. tl!djuannja untuk tmenambahl 51fat sifat jaug baik, akan laknkan apa jang ben a\' dan faedah
dan tidak sedikitpun mengandung maksud djahat. mcrugikan
atau menjakitkan pad a lain
machluk.
Bagai kebanjak:m orang ini
pertjobaan tidak mudah. scbab
didunia ada banjak sekali pengaruh-pengaruh jang menjes~t
kan, baik jang timbul dari kJta punja did sendil'i, maupun
jang datang dari luar.
Antara pengaruh dari Illar
ada djuga jang berhubung deugan agama, anggapan \I.m.um,
adat istiadat dan kapcrtJaJaan
turun - menurUIl, sifat kebangsaan, politik economie, kaperluan hidup, ufllsan famili, dan
sebagainja pula. Berb:lgai-bagai
keadaan ini jang mempengharui kita punja tudjuan hidup,
seringkali dibikin tambah kU:lt
puin oleh anggepan umum,jang
menjebabkan orang-orang jang
kurang teguh balinja dan kemauallnja djadi ken a terseret

atall anjut di dalam it\l alimn
jang kliru dan meujesatkan.
Scbagai tjontoh sekarang kami
IIkan bitjarakan pengaruh dari
agama.
Ada bebrapa agama jang disiarkan pada satu bangsa jang
kasopanannja ma~ih rendah,labiatnja kedjam atau buas, alat
pemikil'llja masih serba puntul
belum bisa sampaikall philosofie jang tinggi dan belum mempunj~i kainginan akan
berdiri
selldiri untuk memikir, mellimhang, dan berlakll dengan merdik", hanja lebih suka mengekor pad a pimpinaunja salah salu kepa!a at au keklIasaan jang
bengis dan kuat, sedang hidllp
nja pun selalu berkumpul atau
tergabung rame - mme anlara
masing-m;Ising familit', suku atau
kaum dalam lingkungan lIlana
ia trima nasib mudjur atau
apes bersama-sama kaumnja.
Sekarang djikalau ada satu
penjiar agama heIJdak tjoba
bikin madju batinnja hu kaum
jang mas;h terblakang kasopanallllja, iapun tidak lantas di
perkenalkan philQsofie jang rada samar, sukar dipikir dan di
fahamkan, itu pelalfjaran bol eh

245 .

dipaltikan bakal gagal dan sia
sia, at au hanja berguna aadja
bagai am at sedikit ol'ang jang
batinnja sudah lebih madju dari pada jang kebanjakan. Supa.
ja itu peladjaran dapat dime·
ngerli ol eh umum, oleh itu semua hum jallg ma ~ ih terbe·
lakang,gmaka lebih dahulu si peIljiar agama harus maklumkan
ada satu macbluk sutji berlma·
sa beur, jang katanja mcnjipta
segala apa memegalIg nasif da·
ri manusia, jang kainginannja
lidak boleh dibantah, jang bel'aedia akan memberi hukuman
jang sangat bengis dan kedjam
pada mel'eka jallg bralli ten·
tangi titah dan kainginallnja.
lui matjam agama ada tjotjok bagai itu bangsa jaug bia·
sa lakukan kekedjaman pada
musuh - musuhnja, dan j 'lIIg
anggap tudjuan hidllp dari ma·
nusia hauja untuk makan enak,
tinggal dirumah bagus dengan
berpakaiau indah, riasin tu bubnja dengan barang pennata,
pIesier dengan perempuan tjantik, dan la in- lain kasenengan
p'ula jang didasarkan ataç ba·
wa nafsu. Demikianlah akall bi·
kin mereka mendjundjung dan
mendjalankan dengan patuh pada itu .egala peladjaran, maka
lalU didjandjikan gandjaran be·

rupa "sorga" jang penuh dengan
bidadari·bidadari tjantik, ma·
kanan dau minuman sedap ser·
ta tempat tinggal jang ellak,
sedang orang jallg brani mcnelltang i titah dan aturannja
itu machluk sutjl, ada dian·
tjam oleh siksaan haibat da.
lam "Ileralta" dimana mel'cka
akan dibakar terus menerus UIItuk selama-Iamallja.
Ini matjam agama sebenarnja
hanja sebagai dongengan ten·
tang momok, resak,a, tjulik dan
lain·lain, jang biasa dilulurkan
oleh nenek-nenek tua akau bikin tjulju-tjutjunja jang nakal
djadi takut. Itu Dewa, Tuhall,
Allah, dan sebagainja dibikin
kelihatan sebagai kepala jang
sanga t baik dan murah hati pa
da pemudjanja, tetapi sangat
kedjam dan beraos darah ter·
hadap golongan jang brani tidak indahi kekuasaannja. Jni
matjam lukisan ol eh itu suku·
suku jang masih setengah biadab ada mudab ditrima dali
dimengarti, sebal ) tjotjok dengall
mereka punja tabiat dan kabia
saan. Dengan demikian itu aga
ma djadi menumbuh dan tersiar luas, dan berbareng dengan
itu, lambat laun pad a itu pe·
ncanut-penganut lal u bangkit ka
.edaran rohani jang tambah la-

ma djadi semakin sempurna,
kapan mereka sudah dapat me
ngenal sifat jang sebelah da·
lam dan lebib tinggi dari itu
Tuhan jang mereka Jludja.
Tetapi ada djllga diantarallja
jang mandek, karena hallja mengiknti itu agama punja lapi.an sebelah lunr jang terdiri da
ri aturan dan upatjara mati,
karen a mereka perhatikan bu·
njinja kitab-kitab sutji dari itu
agama dengan menu rut sadja
pad a hurufnja, tidak mau per·
hatikan sumangat dan tudjuan.
nja lebih djauh jallg tersembunji, ini golollgall, jang pad a se·
tiap agama djustru ada paling
besar djumblahnja, bukan la·
dja mellimbulkall kemandekan
bagai kemadjuannja sendiri. tapi dj liga menghalangi, mengganggIl dan malah menindas dengan kakerasan pada lain·lain
orang jang sudah sadar dan
tjoba madju lebih djauh dari
itu batas at au garisan sempit
jang telah diletepkan.
Demikianlah kita setiap hari
dapat saksikan bagaimana ada
bebrapa [kaum jang mengandjurin penganutnja untuk per·
tjaja sadja kekuasaannja itu
machluk·machluk s\ltji jang dipudja, jang katanja bersedia
akan menolong dan memberi

berkah, maskipun .eluruh duo
nia mengetahui ada penuh dengan kedjahatan, kakedjeman.
keticlak adilan dan sewenang,
wenang tanpa it-u Tuban, Allah,
Dewa, Toapekong, dan lainlain ljampur tangan, maski
Ol'ang - orang jang pertjaja dan
memmlja padanja biasa ber·
sembahjang dan meratap siang
dan malam akan mok on ditolong.
Tetapi djikalau sekarang ada
seorang, jang merasa tidak puas
sama itu matjam kapertjajaan,
membaliki blal<ang pada iln
maljam agama, dan akall gan·
tillja ia tjoba menggullakan pi.
kiran mudika untuk menimbang dan memeljahkan saaI·
soal kehidupan dengan tj4lra
baru jang lebih praktis dan
masuk diakat lantas sadja oleh
kaumnja dipandang sebagai Ieorang berdosa jang murtat dan
menentangi Tuhan jang harlI!
dibunuh, atau sedikitnja pun
diasingkan, dari perg4lulan . Pa·
da zaman dahulu, kutika agama masih besar pengaruhnja
dalam politiek negeri, sering
kalih timbul peperangan dan
penindasan heibat, hingga mem
bikin binasanja bi1ang djuta
manusia.
Maka itu seorang jang ben.

245

-

t

".

dak lakukan Pertjobaan Benar
mesti ada punja kebmnian akan,
kalau peri u, lepaskan diri dari
pengaruhnja agama, kapau, merasa apa jang diadjar sudah
tidak tjotjok dan ti dak dapat
memberi kapuasan. Ia mesti
bersedia akan selalu bel'untak
dan menentallgi pad a segala
apa jang berada di seputernja,
sebab djikalau ia maill pertjllja
dan selalu: mengekol' dengau
membula, tanpa pake timba~
ugan dan pikirau merdika, boleh dipastikan kemadjuaunja dji
kalall tidak mandek sallla ~eka­
li, sedikitnja akan dapat kelambatan besar.
Saai mengekor pada adat i,~iadat jang melldja(1i kaperljaJaan turun-mellurun pUil demi
Idan djuga. Maski bagaimana
peutiug dan belfaedah, kulika
itu peradaban baru diadakan
pada bebrapa puluh abad bersclang, ada banjak jang di zamau sehrang slldah tidak berguua. Drang jang kasib diri
dan pikirannja terikat oleh itu
I~ga!a aturan ada! istiadat jang
Sla-Sla, sudah pash alcan tinggal
mandek. Maka itu dalam Buddbisme ada ditundjuk bagai
mina perlunja akan orang putul~an itu rante jang dinamakan Silabbanaparamasa jang

membikin orang kelelep didalam segala upatjara luar dari
agama, dan merasa puas kapau
sudah penuhkan segala aturan
tanpa am bil posing akan preksa
dengan gUllakan pertimbangan
dan pikiran aehat pada, sarinja
peladjaran jang berada di!ebelah dalam.
Sebagai tjolltoh kami sebut
.adja satu hal. Misalnja !Lita
orang sudah tahu itu sembahjangan dengan menjuguh barang lIlakanan pada leluhur,
~uka~ dengan maksud supaja
Itu Illdangan nanti didahar oleh
rohnja orang-orang jang ludah
mati, itu semua hanja sematjam
pertalldaall jang kita orang masih ingat pada mereka. Tetapl
ada banjak orang jang saben
sembahjang mesti aediakan banjak daging, sajur, kuwe-kuwe,
dan buah-buah, sampai penuh
satu medja jang orang tuanja
djik~la~ masi!l hidup, sudah
past) tldak blsa dahar habis,
apalagi itu samsing dan ngosing
jall~ terdiri. dari ajam, bebek,
daglUg babi dan ikan jang haIIja direbus ada djuga jang disuguhkan dalam keadaan bulat, tidak dimasak dan dibumbunl hingga tidak ada satu
manusia jang sudi dahar dengln begitu sadja.

Ini matjam kabiasaan, dipandang dari tucljuan akan kllsih
makan pada leluhur, tidak dapat dipakai; dipandang dad
prikatjintaan pada sesam a machluk, ada terhitung kedjam,
karen a saben musim sembabjang
ada rlbuan babi, ajam, bebek
dan ikan jang mesti djadi korban. Dipandang dui keuangan,
ad. sangat inemberati, karena
banjak orang miskin jang, lantaran terikat oleh adat kabiasaan ludah raksakan diri akan
membeli segala bllrang kaperluan .embahjang, hingga itn
pemeliharaan abu leluhur ada
djadi satu beban jang mem berati pada golongan kurnng
mampu, dan bukan djarang antara saudam - saudara timbul
tjekljok dan permusuhan lantaran jang satu hendak dorongi
itu kewadjiball pada jang lain.
Tetapi Ini segala kaberatan,
djikalau tidak melldjadi linjap,
sedikitnja bisa dibikin banjak
ringan kapan orang ada kebranhm akan langgar itu adat istiadat dengan sadjikan aadja
pada saban sembahjang barang
makannn jang mereka biasa
dahar setiap hari, seperti sajur
katjang, ikan asin, sambel dan
lalap, dan satu dua matjam
makanan jang sang anak tahu

betul ajah dan ibUJlja biasa dahar kutika masih hidup. Tetapi kami belum pernah saluikan
orang Tionghua bikin sembahjangan leIuhurnja dengan ini
matjam sesadjell. Inilah tandanja iaorang ludah terdjiret oleh
itll adat istiadat dengan tidak
dapat loloskan diri. Maka siapa brani sillgkirkan itu aturan
jang memberati dengan tidak
faedahnja, itulah tandanja ia
slldah dapat lakukan PertJobaan Benar.
Pengaruhnja adat kabiasaan
dan anggepan umum pun bukali sedikit mendjadi halangan
bagai manusia punja kema
djuan batin. Mitsalnja, ada ba-"
njak orang jung sampai insjaf
dari kedjahatanuja berdjudi minuman keras, dan ma in perempuan; tetapi ada banjak orang
maski sendirillja tidak pernah
berdjudi, tidak luka mabokmabokan, belum pernah deketi
bungah raja, tetapi kapan bi.
kin pesta lantas sediakan segala matjam kartll, bebrapa peti
brandy dan brapa prangkat wa·
jang tjokek atau tandak (najup), untuk brikasempatall pada familie dan sababat-sahabatnja jang diundallg datang akan
berdjudi dan tengak alkollol
sampai lupa daratanl Si tuan

247.

rumah bukan lengldja hendak
bikin ruliiu dan tjilaka pada
itu familie dan sahabat - sahabat tertjinta jaug dimÏl.la datang
diilu pelta; ia adakan ilu segala alat jang merusak sekedar
untuk mengikutin adat kabiasaan umurn, karen a djikalau ia
menjirnpang. upama lidak kasih
orang berdjlldi dalam pe.tanja
ia kuatir t1apat tjelahall dan
bikin itu tetamu telalllu djadi
kurang ,eneng. Maski ia merara kapan lidak ka.ih ka.cmpetan akan orang berdjudi ada
ben ar, lapi ia tidak urani la·
kukan ilu Pertjobaan.
Djiretan dari economie alau
kapentingan diri sendiri ada Iebih kera, pula. Mitsalllja, ada
banjak orang jang dahllli hatinja mera!a hu matjam pentjnrian jang ia lakukan upama
mendjadi tllkang djagal lid" ku
rang baik, karena setiap hari
mesti bunuh bHang pulllh babi,
sampi, kambing dan lain - lain
binatang. Tetapi dui itu pakerdjaan ia t1apat kahasilan bagUl,jang kapan dilepaskan mem
bikin penghidupannja djadi me
rOlot, karena ia tidak kenal
lain matjam penljarian janl
memberi kauntungan sama besarnja. Ahirnja, malki halinja
merasa kurang enak itu pak er-

2 Hl.

djaan tukang djagal ia djalankan terus lampai mati atau
sampai djadi bangkrut, karen a
hatinja tidak kuat lakukan pertjobaan untuk mentjari penghasilan dengan tjara jang lebih
banar.
Pengaruhnja kebangsaan atau
negri lebih pull membikin orang
tersasar. Maski satu penjerangan
jang luc\ah dipenalahkftn oleh
Volkenbond dan ol eh hampir
leluruh dunia, orallg. orang
dari fihak penjarang sediklt
sekalih terdengar mellijelllh negriuja, bahkalI ada bilaug
djuta antara itu uanllsa jang
berscdia korbankan dj i wanja
akall bikin itu penjerangan
djadi berhasil. Hampir semua
bangsa ada bersedia menundjang negri dan bangsanja rtidak perdul benar atau salah!
Maka kapan orang ingin men
tjari kaJempurnaan batin, kita
harul bekerclja kera. akan lakukan pertjobaan ke djurtlsan
jang belial". Tetapi itu perguletan akan singkirkan pengaruh - pengaruh tidak baik dari
luar tidak begitu sukar leperti
jang timbul dalam diri sendiri
atau batin kila .endiri.
Meuurut keterangan dan pengundjukan darl Kri.hnamurti
bahwa itu halangan dan gang-

guan jang menimbulkan keman
dekan kegagalan kebanja~~n a~a
datan~ dari dala~ dlr~ klta
sendirl, lantaran hdak blla pegang prentah, bah kan berbalik
ken a ditalukln atau diprentah
oleh kita punja berbagai-bagai
lapisan ba dan jang rendahan,
jaitu tubuh djasmani badan hawa nafm dan pikiran.
Maka itu ;iapa jang hendak
lakukan Pertjobaan Benar ia
hams sering bikin meditasi dan
saring pikiran akan kenalin w~­
tak dan sifatnja itu berbag!bagi badan jang bere but pe·
ngaruh dan kekua.aan dalam
dirinja, dan bikin mereka takluk dan tunduk satu demi latu, ,cbab sebegitu Inma dalam
hatinja sClldiri be\um ada kasadaran ia pun mudah sekalih
djadi barang permainannja pengaruh - pengaruh sebelah luar
jang menjebabkan scgala pertjobaannja kadjurusan benar
mendjadi manrlek atau gagaI.

Scbaliknja, kapan..,disebelah da
lam Iud ah beres Hu orang sudah dapat'rgegang prcntah atau
kendalikali dirillja lendiri itu
segala pengaruh jang tidak baik
dari sebelah luar lebih mud ah
dilolak, sehab itu orang mempunjai tjukup tenaga akan "ber
nang mudik" menentangin ar us
akan pilih dan ambil .atu djalanan sendiri djalanan janK menudju kabebasan, kasempurnaan,
katenteraman keka), ke Nirwana.
Dari sini dapat dilibat bahwa itu Djalan Kaenam jang
dinamakan PertjobaaD Bena~
ada jang p~ling s.uhr, I~et~p!
paling pent~ng bag! ~aRulla ,pu
nja kemadJuan batlO, karena
tanpa dilakultan Pertjobaan Benar jang tetap dan giat akan
singkirkan itu berbagi-bagi gang
guan, halangan dan iketan. kita orang t,idak nanti dap'at k~­
nll, punjam, dan mendJalanm
itu Kabenaran Utama.

249.

PERrJoBAAN BENAR 111.
DJalan utama ke 6 Tjeramah ke 31

PERTJOBAAN BENAR bukan sadj" ada langat perJu,
lapi djuga ada amat sukar dan
berat untuk didjalani, karena
segala pertjobaan-perljobaan itu
melti dilakukan terus menerus
dal am sepandjang penghidupan
nja, di seliap waktu dan saat
sebegilu lama kebebasan masih
belum tertjapai. Didalam mana
bukau sadja kita mesti berd aja menljari kGriuganan sampai
didapatnja kebebasan. tetapi
djuga harus berguJat dengau
tidak berentinja unI uk menolak
dan menalukkan segala pen garuh-pengaruh jallg mellg-halangi, baik jang dalang dari luar maupun jang berasal d~ri
dalam batin ~ita sendiri.
Sekarang tjoba kam i lerangkan pula, bahwa itu segala
matjam tindakan jang termasuk kalangan pertjobaan Benar
jang kita harus lakukan, ada
djuga jang kclihatannja leperti
diam alau mali dek jailu pasief,
tidak banjak bergerak hingga
di pemandangan orang luar keIihatan seperti didasarkan alas
tabiat selfist atau tidak suka
perdulikan apa-apa, hanja tjari
kaseuengannja sendiri sadja.

Ini sikap jang aneh sebagian
ada tindakan unluk menahan
nafsu dan sebagiau pula untuk
simpen tenaga. Tidak satu orang
dapat lakukan Pertjobaan Benar seljara beres dan bt:rhasil
kapan mereka lidak sanggup
kendalikan hawa nafsunia, dan
biasa hamburkan tempo, dall
tenaganja uIltuk tjampur tahu
at au ambit bagian dalam pakerdjaan sia· sia. Maka selagi
lakukan itu pertjobaan, pad a
dirinja ada tertamak perobahan
jang sifatnja lebih peDdiam da
ri biasa.
Misalllja, kita orallg akan
tjoba djalankau apa jaDg diundjuk dalam Bitjara Benar,
jailu tidak suka melamun, omong
kOSODg jang sia·sia, hanja bitjara sadja apa jang benar, baik
dan berfaedah, bol eh djadi kita
punja sahabat·sahabat jang biasa pasang omong daD mengobrol bersama kita untuk rundingkan segala soal jang tidak
perlu, didalam mana boleh dja
di ada tersangkut djuga urusan
orang laiD kila lidak perlu tjam
pur, pastilah nanti merasa beran kutika dapatkan disatu hari kila mendadak bersikap lain

dari biasa kita hauja bitjara
sadja urU5an jang ba ik dan berflledah, sedang untuk lain-Iain
urusan kita tinggal tlltup mulut tidak suka ambil bagiall atau
m;njalakan pikiran satu apa.
boleh djadi djuga itll sahabatsahabat bikin rupa·rupa dugaan dan lama-lama nanti merasa 'jang kita punja tidak suka
banjak bitjara ada dari lantaran kita kutang seneng bergaulaD padanja, dan mereka lantas
pandang pada kita sebagai sa tu
kawan jang tidak enak untuk
ditjampur.
..
Demikianpun orang Jang blasa menglder kulilingan untuk
Iiwati tempo' aetjara sia·sia antara kawan kawan duduk berdjudi, pergi memburu .dan sebagainja pula; kapan la lak~:
kan pertjobaan . belahka~ dm
akan tinggal duumah dl man a
ia beladjar salab satu i1mu pengatahunn, urus beres p~k~rdja­
an jang telentar, perballu keadaan dalam rumah, bikin dan
rawat kebon kembang daD lain
lain jang baik jang menjenengkan untuk familienja, paltilab
ini perubahan nanti dipandang
aneh kawan-kawannja jang dulu jang mskipun tidak gusar
atau membentji, lama-lama nan
ti lupa dan alingkall padanja,

hingga tidak ada jang suka lam·
per untuk kluar c1jalan - djalan
ke su - hian atau tempat peso
ta dan Inin-Iaill kaplesiran.
Dalam kalangan sociaal, ada
banjak perkumpulan nlau pergerakan jang sebelulnja kurang
perlu untuk ditjampllr lantal'an
kafacdahannja tidak sebrapa atau
hanja saliwatan, atau sudah ada
tjukup banjak la in - lain orang
jang sub urm. Kalau it~ orang
jang heil dak terlolos dan scga.l~
iketan. sekarang undurkall dm
dari ilu bebrapa perkumpulan
jang ia biasa turut tjampur,
lantaran tidak suka posing kepahl akan tarik urat dan bel'tellgkeran untuk urusan jang
tidak perlu, ia pUll lama-lama
tidak dipalldang lagi sebagai
satu orang jang giat dan actief
malab boleh djadi ditjap kouw·
kati ! (Selfish).
Sebetulnja itu orang jang ti·
dak suka bitjara banjak untnk
urusan kosong dan sia·sia, selagi melakukan Pertjobaan Benar untuk kendalikan IidaDja,
jang biasa ia lIoj"lg dengan
tidak ada faedalinja. Satu pertjobaan jang sebetulnja tldak
mudah. Akan Iinjapkan itu kabiasaan djelek tldak betah tinggal diam didall\m rumab haDja setiap sore insin ngelajap

251.
250.

I.

dengan~kawan-kawan untuk ke
djer barllng jang t idak perlu
dan merugikan, itupun ada latu
pertjobaan penting untuk menindas tabiat tidak bi.a diam,
jang tidak nanti bel'hllsil dalam
tempo sehentaran. Djauhi diri
dari perkumpulan dan pergerakan didalam mmlll orang bia
sa tarik urat atau perebut pes
pe.an kosong, itu pun teritung
pertjobaan \,Illtuk tiudas !:alombongan, keballggaan atau kninginan dipudji dan dipandang
djcmpol, pertjobaan mana, ka.
pan barhasil, pastilah akan 10.
loskan ia dari balljak hal ti.
dak enak, keduhllng dan penjesclan. Tetapi pad a Ini tudjuall tidak IIda banjak orallg
jang bisa dan suka mengal'ti, lIingga achirllja seringkali timbul "gerutuall, tjelllhan
dan persaingan alltllra kawan
kawan lama. Tel'kadang pengaruil dari itu .ahabat.tababat
ada begitu be.ar hingga, djikalau kurang kera. hali, itu
orang nanti gagal didalam per
tjobaanllja.
Memang untuk lepa.kan .atu
kabiasaan jang .udah berdjalan
lama, maski tahu ada djelek
atau tidak berfaedah bukan ada
p.~el'djaan mud ah. Kita biasa
tjclah pemadatan jang tidak

252.

bisa buang ia punja bedutan
tetapi ldta .endiri punja kabiasaan isap roko, IDinum kopi dali
sebagaillja pula, pun kita . tidak
dapat melepaskan! Maka untuk djadjal dan tjari
tahu
sampai brapa teguh kita punja
kemauan alau kakerasan ' hati
akall sampaikan serupa tudjuan,
ada baik djikalau kita tjoha
lakukan lebih dulu bebrapa
berobahlln kctjil, j:lIIg kelihatan
tidak sehrapa pen ting. Dukau
sadja dalam tempo-tempo jang
tentu kita me.ti tjoba untuk
tidak dahar barang berdjiwa,
tapi djuga kita kndu lakllkan
pertjobaan lebih djauh untuk
dallar makanan jang murllh
dan 8ederbana, tidak kudu jang
lesat sedap atau mahal harganja, sebab ini ada perlu untuk
taluki peugaruhnja lidah, untuk
bidup letjara lederhana, tanpamana orang tidak nanti dapat.
kan itu kabebasan.
Dalam soal pakaian pun demikian djuga; banjak sekali
orang, apa lagi golongan pcmuda, jang mem,a lIlalu dan
hina kapan kluar rumah tanpa
herdandan rap i, banjak perampuan jang tidak brani pergi me
lanljong tanpa pake perhiasan
mas inlan jang menabur lubuhDja; banjak gadis jang .aban

djam me,ti merl\b~h pupur,
dan tidak dapat berlmdak k~­
luar rumah tanpa bek~1 tasc I
.
beri,i .)rabot berlas dan
Ja?~ak wangi', ballJ'ak pemutia
mlllJ
I"k I
'an mera!a bingllng lJl a a~
~\e~eka punja pomade atau "!Injak I'ambut mel!dndak habII,
atau bikin perdJalanan lu~:,
bawak sisir karena IIIcras~ dJIkalau rambl!tnja tidak dibelllh
rap i, tidak mcngkilap dan ber:
ballU harum semua orang nanl:
tertawai dan hinakan padanJa.
Ini kabiasaan dal~dan dan
ria.i diri jang pokoknJa ad~ d~­
ri kabanggaan lantar~n IDgm
di lUdï dan dikagul~\I orang,
aJa 6aik djikalau klta or~lIg
tjoba untuk hapllskan. hllla:h
bukan berartl sela,ma - l~mallJa
kita djangan ben~s, dJangan
bersisir ram but, dJangdan p;,ke
pomnde atau pupur, an Jan an pake perhiasan. Ada. banfak chef dari toko-t~k<? Jang
ingin seluatu pengawamJa. bc~­
dandalI rapi da~ ramb~tnJa 11dak berbau tel\8lk, ~upaJa orang
jang dilajani djndl merasa seneng; djll~~ dalam pergaula n
hidup di \DI masa .ada terda~at
tingkat·tingkatan Jang memlIl"
la orallg berpllkaian panlal meourut deradjat dan . kadudu~an
nja.,,:, Kita lakukan Itu matjam

akerdjaan lekedar uuluk kita
PI' di blasa akall tidak usab DIe
<Ja malu dan I'k a t klIper
ra.a
I
apa b
i keluar rllmah ~all'pa ~~.
~alldan rapi dali rlastn. d!rt,
hal malla dapat djuga kedJadlall
kapal\ ~atl1 tempo oleh ~ang
n~sir kita dipak.a akan hldup
.
setJara J'ang I)aling .ederhallaj
.
d
k'
'
blarpun seandaillJa kea k aan 1.
'cl
bero
la selama-IamanJa tI a
.'
.
a anJa
.
bah, ma"h atl b ' k.. keb.ukannja sebab hasil dart IDI pcr
tjobaa~ membikill kita t~rlepns
d· ' iketallnja itu kablnsaall,
bi:kallgal\ djikalau k~ta berfal~
dali rapi, uukan terdJur~n~ a,g~
dari kaingioan uIltlIk mer.lasl
buklln unIlIk di banggalll pa ~
orang banjak atau takut lIan.tt
dihiua dan diterlawai, hall~a
sekedar turut atUl'3n dan kabl~
saan umum. Kita uapat pergl
kluar dengan tidak ~erda~dlaf
rapi, upama berpakatall ,dJc e t
dan sederhana'1. rambut .. ad,,!,
adukan dan le1andjang kaki,
tanpa merasa ~ malu~atau takllt
ditcrtawai orang.
,
. Demikianlah, dalam hngkuagao Pertjobaan Bena,r ada bse dia banjak apa·apa Jang ernarga \1ntuk ditjob~, o!eh orang
orang biasa jang m~1Il d~pat
karinganan d.lam tJara b!dup
nja sehari-harij dao masklpun

d:t

2 5S

I

ini matjam pertjobaan - pertjobaan kelibatannja tidak sebrapa berarti, sebetulnja ada punja pengharuh besar untuk perbaiki kita punja bat in, karen a
kita dapat tinda, penghal'uhnja
lid ah dan hidung, dapat singkirkan atau kurangkan itu tabiat angkuh d an bangga, atau
ingin kedjal' pudjian jang sia-sia
Menurut Buddhisme, sesuatu
pertjobaan jang tidak mendjurus pada kabebasan , itulah bukan Pertjobaan Benal'_ Sesuatu
apa jang mengikat jang menimbulkall rasa kemaruk, (ketagian)
jang ingin kita menallgkot atau
menempel keras, itulah ada
s.umber dari kita punja kekuatlran dan kadukaan. Maka be
git u lekas kita d,\pat singkirkan
salah sa tu tali iketatan, lantas
satu uari su mb er - sumber .ian~
dapat mengganggu kit a punja
penghidupan djadi terpa:np at
hingga kita mera,. lebih tentram dan ringan.
Djikalau itu kabebasan atau
katentreman kekal kelihata nnja
amat sukar terdapat, inilah dari
scbab taH tali jang mendjiret
pad a kita orang sangat banjak
dan selalu tambah lnenam bahj
untuk satu dua jang terlepas
atau dapat diputuskau, ada datang lagi ampat lima djiretaR

25 •.

baru sebagai gantinja, lantaran
kita orang punja hawa naf.u
dan kainginan tidak ada habisnja. Maka siapa henuak tjari kabeba lan ia selalu hams ber
laku awas akan preksa itu segala sumber dari kasudahannja.
dan sedapat mungkin harus
putuskan itu tali-tali iketan uan
tolak kesamping segala djiretan
djiretan bar u jang uatang dari
luar atau pun dar i dalam dirinja sendiri.
Bagaimana tidak enaknja ka·
lau orang mempunjai utang de
ngan itu crediteur menagih te·
rus·menerUSj alangkah selleng
ringan dan lega rasanja hati,
kapan satu tempo itu rekening
jang sudah ditjitjil sekian l<1 ma
kita dapat lunaskan sama sekaIi! Dan itu penagian pellagian
jang datang pada kita bukan
hanja rekening, kwitansi, accep·
tasie, atau deurwarder. Begitu
kita buka mata lantas datang
rombongan tukang tukang menagih, jang baru brenti djikalau kita sudah rebah pules di
pembaringan, disebelahllja keperluall hidup dau urusan rumah tangga atau pakerdjaan
jang bias., kita dirongrong oleh
banjak kabiasaall dan kainginan sia-sia, jang sebetulnja kapan tidak dilajani , untuk dirl

kita tidak djadi apa-apa j djikalau setiap bari kita tidak dahar
roti sama mertega, tidak irup
susu atau kopl, tidak isap sei.
garet, hanja dahar sadja makanan bias a dan minum air dingin, sebetulnja kewarasall kita
tidak mcndjadi rusak. Tetapi
itu kabiasaan sudab meleket,
sudah menimbulkan l'asa kema
ruk (ketagian) hingga djikalau
disatu pagi ' kita tidak dapat
itu barang- barang jang biasa
kita dahar. seringkali kita djadi
djengkel dan muring- muring.
Dengan ini pengund jukan
bukan di maksudkan kita orang
djangan makan roti, minum ko·
pi alau isap sigaret, malaink an
kita melti berdaja untuk tidak
terikat atau men al uk sa ma itu
kabiasaan, hingga djikalau satu
tempo itu barang tidak bisa didapat, kita pun dengan tentram
dapat dahar lain makana n atau
lDinuman jang tersedia. De·
ngan demikian salah satu dari
tukang tukang menagi h djadi
bren ti mengganggu pad a kita.
Lain pertjoba an pula jang
berharga untuk diperha tikan,
adalah salah latusoal menjim pan
atau berlaku himat pad a kit a
punja tempo dan tenaga, ini
loal banjak orang jang tidak
taruk perbatian d,n tidak pan-

dang penting, sedang sebetuJnja
bampir rata rata orang biasa
djalankan clalam knl.idupannja.
Djikalau ada urusan jang membikin dihari besok terpaksa baugun pagi· pagi, misalnja hen·
dak bikin perdjalallan sama kareta api, kita pun biasa masuk
tidur kutika masih sore, supaja dapat bangun pad a djam
jang ditemtukan dengan tidak
\I.ah terlalu mengant\lk.
Ini aluran menjimpan, dan
mengbimat tempo dan tenaga
pun ada berlaku djuga dalam
penghidupan batin, jang memint a banjak tenaga pikiran.
Untuk dapat melakukan pertjobaan-pcrtjobaan setjara ben ar,
kita kudu tahu betul kebaikan
dan kafaedahaannja sesuatu perbuatan, sebab apa jang dikata·
kan "benarH tidak serupa, ada
jang kabenerannja banjak ada
djuga jang hanja sedikitj dan
ada lagi jang hanja kelihatau
benar, sedang kapan dislidiki
dengan telitie ternJata tidak berharga untuk dikerdjakan. Djuga a'ltara urusan - urusan jang
term as uk dalam golongan ben ar,
ada djuga jang kita boleh tra·
usah tjampur lantaran ludah
tjukup tanJan jang mengerdja·
kanj ada Jang minta didjalankan dengan lantlW tanpa hilang

255

tempo lagi, ada djuga jang
boleh blakallgan atau dapat
ditunda dalam tempo jang lama. Malta seorang jang hendak la~ukan Pertjobaan Benar
tidak hams hamburkan tempo
dan tenaganja untuk segala
urusan jang kurang pellu atau
masih dapat ditunda sampai
lain tempo ataupun dapat dikerdjakan oleh Jain orang, kapan satu kali dirillja ludah kena terlibet dalam legaJa soal
jallg rendah, iapun tidak begitu
leluasa lagi akan taruk perha tian penuh pada soal jang paling penting.
Sedari dulu orang-orang jang
tcrmasuk dal"m kalangan sutji, biasa menjingkir ke tempat
sUllji, diatas gunung, didalam
lobang gua atau ditengah hu·
tan jallg .ukar uidatengi orang,
sebab mereka tidak suka digaDggu oleh urusan dunia jang
sia-sia selagi lakukan pertjobaannja untuk tcnteramkan pikiran
"tau lakukan sematjam pakerdjaan dalam kalanglln pikiran
misalnja peladjari salah satu
ilmu, lakukan meditasi dan
sebagainja. Malah antara kaum
kebatinan jaug tinggal ditempat
rame pun banjak jang sedia
latu tempat atau kamar dimana ia biasa asingkan dirinja

256-.

dalam kasunjian. tlli SCDlUa sebetulnja ada termam" kalangan simpen tenaga supaja tidak terpentjar jaitu pikiran tidak ketarlk... pada·,'segalll urusan
jang kUl'allg penting. Muka kalau satu orang perhatikun sungguh sungguh pada kebatinan
tidak bila bergaul setjal'a biasa
tidak bal es mellgundjungi pada
orang·orang jang sering datang
pndallja, tidak pernah Ulllntjul
kapan diullliang dalau. pesta, tidak beleli atau telaat mendjawab surat-surat jang orang kirim padanja ini semua ada dari lantaran ia mesti simpen
tempo dRn teDaganja; boleh
dipastiknn ia lagi sedang lakukan salah satu pakerdjaan penting jang mesti ditungkuli, maskipun itu pakerdjaan dimata
dunia kelihatnn tidak 5ebrapa
artinja.
Bagai jan~ pernah melakultall
meditasie tentu sering djuga
mengalami , sebagaimana kutika
baru sadja pedjamkan mata
atau tenangkan pikiran untuk
sedikit tempo lantas melençgut
rala mengantuk, dan pikiran
melajang seperti orang jang am
pir pulas; ada djuga jang lantas pule! kemudian sedar kembali dengall kaget. Ini kagagalan terutama ada dari lantaran,

waktu bikin meditasie, sang L.
dan sudah lelah dan ingill tidur. Malta djihlau lebih dahulu kita bi. a slm pan tenaga
dengan tidur' biar tjukup, nistjaja tidak usah alamkan itu
kagagalan.
Buddhisme tidnk pernah mem
benarkan pertjobaan dari orang
orang jang fahamk~1II ilmu·ilmu
gaib leperti tperitime, hypnotilme dall~.ebagainja pula, ol eh
karen a tudjuannja itu matjam
ilmu tidak mendjurus pada kaladaran rohani dan kabebasRn'
bahkan djikalau batinnja belull~
bersih, mudah ,ekali orang mellja.ar ke djurulan Zwarte Ma
g.ie atau. ilmu hit~m jang berslfat selflsh. Pertjobaan demiklan untllk .eorang jang masih
rendah budinja djadi membuang tempo aia-sia, karen a ilu
segala pengatahuall gaib nanti
datang dan dipunjai lendiri kapan pengatahuannja su dab tjukup tinggi. Maka dari pada
sia·siakan tempo tjara demikian,
ada lebih baik dan~ lcbih benar
kala,,! digullakan kerdjain apaapa Jang berfaedab bagai lain
orang serta halilnja dengan lang
sung dapat ditrima ol eh mereka.
Sesuafu orang jang sudah
banjak perhatikan kebatinan,

mest i mcmpunjai sedjumblah
pengaruh antara sahabat - IRhabat dan familirnja. hu pellgaruh bera!'ti keku .. ~aan, un1uk
man a kita ada pikul tanggnIIgan supaja diguuakan setjara
beuar. Dilaputer kita oraug ada
terdapat a!lak-anak afau orang
orang lI1uda, pengawai - pengawai dan budjang-budjang diatas
li~lpa kifa aela pUllja prngaruh; maka kita orang harus
djaga kita punja seS\latu perb~atan dan perkafaau, djangan
d!k~l';Ial'ka~ sembaran~an tanpa
dlplklr lagl, !tarella 1:oleh djadi meroka nallti meniru apa
jang kita bikin.
Ada ba.njak orang-orang pernah tua Jang anggap sudah pe .
nuhkan kewadjibannja dengan
kirim auak nnnk .audara a!au
Ileefnja ke rum ah sekolah deugan ongkosi lerus kapan' mereka hendak memandjat ke sekolah jang lebih tinggi akan
dapatkan salah satu kepandaian .
Tambah lama semakin kurang
orang !aruk perhatiall pada
pendidikan didalam rumah,
hingga antara aoak dan ajah
~anjak jang hidup. renggang,
tJdak mengenal Ilfat, tabiat
at au batin mereka. Ada .atu
Pertjobaan Benar kapan itu ajah
at au la in - lain famalie pernah

257.

PERTJOBAAN BENAR IV
Djalan utama ke 6 Tjeramah ke 32.

tua gunakan temponja pada
anak - anak jang masih ketjil,
untuk omong - olnong dan bri
naaehat jang dirasa tjotjok dengan usianja dan mereka dapat mengarti, karena sebetulnja
anak - anak mudah sekali dipengharui ol eh orang - orang
tuanja jang dapat undjuk sympathie dan ternjala ingiu menolong dan memberi kasenengan pada mereka. Perlakuan
jang benar dari salu ajah,
Oom al au saudara tua pada
satu anak ketjil, seringkali mem
punjai pengaruh besar pada
penghidupannja itu anak dihari kemudian, hingga tempo jang
digllnakan untuk ta ruk perhalian padanja ada teritung satu
Pertjobaan Benar jang besar
artÏllja untuk membikin sianak
meudjadi seorang baik.
Demikianlah disaputer kita
oranJt ada banjak sekali apaapa jang kita dapal lakukau
itu pertjobaan kedjurusan jang

258.

benar. Dan apajallg dinamaltan
Pertjobaan Benar bukan selalu
mesti pertjobaan cialam kalangan luas, besar dan pentiDg,
hallja urusan-urusau keljil jang
kelihatannja tidak berarti pun
tidak kurang jang sampai berharga untuk kita mentjoba.
Bahkan sebeuarnja jang paling
perlu itu pertjobaall dilakukan
dalam kalangan pikiran bik in
benar kita punj;\ pikiran, pengarlian, tudjuall hid up atau
pun angan - augan lebab djikalau dalam iui kalangan itu
pertjobaan sudah berhasil, lainlain pertjobaan dalam penghidupan sehad-hari dan dari kalallgan umlllil dari dunia inl
ada lebih mudah dikerdjakan.
Dan kalau saban perljobaan
benar bisa berha.il, itulah berarti tindesannja ini penghidupan semangkin ringan, dan kita bertindak semangkiu deket
pad a Itabebasan dan katentreman keka!.

DISINI akan dibitjarakan
Pertjobaan Benar jang diludjukan pada pikiran, jang djadi
pokok dasar dari manusja punja perbuatan. Ilu segala matjam kebiasaan, an8iepan atau
perbuatan klim jang kita lakukall, atau jang mengikat pnda dh" kita, sebenarnja sudah
i
ti~n~ul d.ari adanja kita pUllja
plklrall Jang bod oh, gelap atau
menjasar. Begitu lekas kita ingat
atau sadar, itu tidak Icrlalll
sukar untuk disingkirkan dan
bcrbareng dengan itu nanti
muntJul .inar terang dari kabenaran.
Ada satu pepatah: "Lakukall
satu perbuatan terus - menerus,
kau nanti menclapat ~ atu kebia~aan. Pegang teguh kebiasaan
Itu lan"\s kau dapat satu tabint.
Pegang te~uh itu tabiat kau
lantas tjiptakall kau punja nasiC - sebab tabiat itulab nasib
adanja".
_~da b~njak orang mempunJa! warJSan besar dan terkenal hartawan achirnja hidup
melarat dalam keadaan jang
mengeneskan. Umulnnja dikatak~n itu . ora~g .. berll~sif. dje:
lek tetapi dJlkalau duehdikl

dengan teHti, lan!a. ketahuan
jang sebagian dari itu har!a ia
sudah boroskan di medja djudi
atau pIesier dengan perempuan
rendab atau hidup ter!alu besar dengan tidak pernah berdaja untuk mentjari basj) baru,
bingga nchirnja lama-lama lu~es " Djadi itu nasif djelek jang
lIu orang alamkan ada dari
lantaran ia punja tabiat jang
boros dan rrja!.
Kapnn diusut pula, apa lantarannja ia kandung itu tabiat
kita Ilanti dapat IIhat ia ad~
mempunjai kabiasaan akan tidak ~era~a puas dengan dua
tiga perempuan jang djadi is teri; ia tidak seneng :kapan banja main kartu ketjil - ketjilall
untuk liwati tempo senggang;
ia biasa berpakaian bagus makall
enak, hidup setjara besar, djalan kllliling dengan tjari kalenengan hati, tidak suka bekerdja berat, tidak mau tjapein
hali untuk urm pakerdjaannja
jang ia lebih :suka serahkan di
tangan orang lain, dan lain-Iain
tjatjat pul a jang ludah djadi
kabiasaannja. Dan ini berbagaibagai kahiasaan ludah bisa mengerem dalam batinnja lanta-

259.

ran ia sering berdjudi, main
perempuan, makan enak dan
berpakean bag u,, dan lain·lain
perbuatall jang lama-lama lalu
menempel kc dalam darah dagil1gnja, hingga sUlah disingkir
kan, karcna seperti sudah mendjadi satu dcngan pcnghidupannja. D:1I1 itu pcrbuatan sudah muntjul lantaran ia sudah
sering pikiri dan kepengini dalam tjita·tjitanja.
Djadinja djikalau orang ingin
lolosk:an diri dari itu nasif djclek, ia mesti robah tabiatnja,
tindas segala kabia,aannja jang
merugikan, dali tidak bctjikj' itu
kabiasaan dapat dibuang dengan
djalan tidak lakukan pula itu
perbuatall·perbuatan hingga tidak mendjadi kita punja kabiasaan, dengan demikian tabiat
kita pun tu rut berubab djuga,
perubahan mana nanti Imendjauhbn kita dari na,if buruk
jang akan datang.
Dengan demikian dapat dimengerti apa sebabnja Buddha
berkata manusia harus mcnolong
dirinja dengan ia punja ichtiar
dan tcnaganja scndiri, dan mengapa dikatakan manusia ada
pegal1g ia punja nasif dalam
tangannja, hingga tidak perlu
pertolongan dari luar, baik dari
Tuhan, Dewa, Buddha Nabi

2fiO.

ataupun Djuru Slamet, karen a
sebegitu lama itu orallg bel urn
insjaf dan tidak luka merubab
segala tabiat dan prllakunja
jang tidak baik, dirinja tidak
dapat terbebas dari itu djiretan-djiretan jang mcndatangkan
kasusahan terus men cru ••
Sepcrti kami tclah katakan,
tudjuan dari Pel'tjobaan Benar
jang paling pellting ada didalam kalangan pik!ran jang lantaran liflltnja sclalu tidak dapat
diam, maka kita mest i tjoba supaja ia berbiluk dari tudjuan
jang kliru ke djurusan jang benar. Djikalau scsuatu orang dapat pegang penilikan pada ia
punja tangan dan kaki, tidak
ada sebab mengapa kita tidak
bisa pegang pcnilikan djuga
pada kita punja pikiran. Itu
pikiran pun hanja djadi kita
pUllja bekakas, kila punja kuda, jang kita harus djaga dan
adjar supaja djangan binal dan
kabur scsukanja untuk kit a punja kerugian dan katjilakaan,
banja tinggal djinek dan ikuti
apa jang klta inginkan.
Ra.a bcruntung dan tjilaka
dari manusia bukan melulu dari sifatnja iapullja penghidupan,
hanja terutama datang dari la
punja pikil'an. Misalnja satu
pendjudi tidak mail pegang

kartu lagi dan unttlk bikin bersih sampai diakarnja dari mana itu perbuatan mllntjul, mesti siDlpangi itu kclain djllrmall,
djangan pildr atau illgnt kartu
pula. Kapan itu suduh tcrlepas, !udah tersillgkir dari peringctan, rasa kepingin kemaruk atau ketagian, tidak Ilanti
mllntjul.
.
. Tetapi tidak _slIka pikiri atau
mgat lagi sesuatu jang kurang
baik, itu orang pUllja Pertjobaan
Benar masih belum selelai, sebab
pikiran manusia tidak dapal diam, ~Ianja meati ada ladja apa
upa Jang bikin ia ketarik, hingga kapan jang satu teningkirkan, mesti datang pula dua tiga hal .Iaill sc.bagai gantinja,
dan scrmg kah itu pcngganti
ada lebih busuk dan lebih bcrbahaja dari pada jang baru ter
singkir tadi. Ada orang jang
untuk lupakan kadukaannja lan
taran kematian familienja jang
tertjinta su~ah djadi pendjudij
ada orang Jang abn i1angkan
kakeselannja lantaran dapat ka
rugiall besar, sudah djadi pemabokan dan pemadatan. Maka
itu Bucldha be ri pctundjuk, ber
bareng dengan singkirkan segala pikiran jang tidak baik alau
kurang bersih, orang mesti tjoha tudjukan perhaliallllja pad a

apa jang ba ik untuk diri sendiri
tapi djuga untuk lain-Iain orang
sup:lja tidak mengandung sifat
sclflsh. Kapan kita pUllja pikiran tidak dibikin ripuh, akan
illgeti aadja apa jang haik dan
berfaedah, jang bersifat der mawan dan menjillta pada sesama
~anusia, itu segala ingetan jang
t!d:lk benar. I.ama - lama djadi
h!lJap scndlfl. Dengan terlilljap
nJa dari dalam kita punja ingeI~n, mercka tidak dapat muntJul pul a dalam pcrbuatan, hinJga ~idak bisa djadi kita punJa
kablasaan, dan dengan begitu
taLiat kita turut berubah djuga
perubahan man a nanti men:
djauhkan kita dari nasjf buruk
jang akan datang.
Scpcrti telah scring dikatakan
rasa beruntung dan tjilaka dari
manusia bukan melulu dari sifatnja ia punja penghidupan.
lnilah sebabnja maka seorang
desa jallg bisa hidup dengan ha
si.1 15 len sebari merasa sangat
glrang dan beruntung kutika
upahannja dinaiki djadi 25 sen
sedang latu pengawai atau am:
lenaar jang bergadjih 150 lanta, mendjerit, bingung dan ada
kan protes vergadring kutika
terkabar gadjihnja akan diKemiskinan
turunkan 20 %
hanja datangkan kasangsaraan

211.

djikalau itu orang punja piki- jang mendjadi sebagi djendela
ran brontak, tidak .uka hidup dari lobang pendjara, ada basetjara miskin, dan sudah biasa njllk bertjatjat, penuh dengan
hidup besar, mentereng, bangga debu, sawang api dan lamat
dan sombong. Itu orang desa lantja, mak a itu sinar biarpun
jang menerima hidup setjara hanja remeng - remeng sadja,
miskin djadi merasa Jangat ber· tidak bisa sampai padanja.
Dcngan demikian kelihatanuntung kutika upahnja dari '5
di tambah mendjadi 25 sen, nja itu orang - orang tutu pan
maski lllltuk golongan rojal itu punja nasif ada sangat tjilaka,
upah belum tjukup untuk mem tidak ada harepan pula. Sam,
pai mat i ia orang terus·menebeli sig.uet.
Itu pik iran, djadinja ada se- rus terliput dalam kagelapan
matjam rumab pendjara jang dail kadukaan. Tetapi keadaan
mengurung manusia didalam 10 jang benar ada sebaliknja. Mebang gelap guHta dari Ikesang- reka lada punj a pengharepansaraan, kebodoan dan katjupe- pengharepan besar jang mengtan, dimana ia hidup dalam ke girangkan, sebab manusia ada
kuatiran, atau penuh pera.aan mempunjai satu barang jang di
kesal dan tidak puas. Itu 10- namakan kemallan. Kapan ada
bang dimana mereka tertutup jang undjuki bagaimana mesti
ada begitu gelap hingga tidak berbuat, itu k~mauan dapat ber
satu apa jang ia dapat lihat bangkit dan bergerak. Kalau
dengan tegas, dan ada banjak sadja dikasih'sedikit penerangan
orang-orang tutu pan jang tidak jang tjukup untuk melihat ke
insjaf babwa dirinja sedang ter- djurusan mana ia harus bertinkurung dalam itu pendjara. dak abn tudjukan kemauannja,
Bahkan lebih tjilaka pula, ada iapun nanti d .lpat gunakan
djuga orang-orang tutupanjang tenaga kemlluannja akan merlantaran lamanja berdiam da- dikakan diri dari kurungan jang
lam kagelapan, mera.a sangsi, tidak enak. Djadinja manusia
tidak mau pertjaja atal adanja jang terkurung dalam itu penitu ba rang aneh dan luar biasa dj ara dari kahidupan dunia,
jang dinamakan tjahaja terang! sebetulnja ada punja alat untuk
sebab alat-alatnja untuk men- dapat kabebasan dengan gunadapat tahu sinar jaltu pikiran kan kekuatannja ia punja ke-

262.
I

mauan. Maski dengan merang
kang dan meramparimpi ia dapat sampaikan dan buka itu
pintu pendjara, dari man a ia
nanti datang ke Iapangan terbuka jang terang bende rang,
dengan dapat kabebasan sepenuh·penuhnja. Jang perlu ia
me.ti asah, gosok dan bikill
mengkilap itu alat itu kemauan
jang nanti berikall padanja pe
ngartian, dari mana ia terbe·
bal dari iketannja kehidupan
dunia jang .erba tel'batas. Djadiuja meskipun manusia ada
terikat, sebetulnja ia ada merdika; dalam sembarangan waktu kapan itu Pengartian Beuar
ia sudah dapat, ia bi.a melang
kah dal am timlakan pertama
jang achirnja akan berikan padanja ilu kamerdileaan.
Jchtiar untuk sempurnakan
hu alat jang membikin kita dapat buka pilltu dari itu pendjara dalam mana sekhlO lama
Idta ada terliput, mpaja kita
dapat kabebasan, inilab ada
tudjuan dari Pertjobaan Benar.
Itu pengartian Benar hanja di(Iapat dengan perantaraan pikiran jang nanti membangkitIean kemauan. Dan itu pikiran
dapat 1 dididik akan menudju
kedjuru.an mana sadja jang kita inginkan. Disinllah ada pu-

sat jang paling pellting dan te
rutama diata. mana Buddha
punja peladjaran ada didasarkan. Kita punja pik iran itulah
jang membikin kitn djadi orang
tawanan dari iui I'ulllah !lari
kahidupall, dan pikiran djuga
jang membikin kita terikat dan
terpendjara teru.. Tapi apa
jang pikiran sudah bikin, pikiran pun dapat batalkan djnga .
Djikalau ia sudah perhlldaki kita,
ia pun dapat djuga kapaa ditl1djukan ke djurman j'lOg benar,
herikan pad a kita itll kabebasan,
dalam pergaublO selagi mela·
kukan pertjobaan untu" dapatkan kaheba~all dari segala karuwetan dan iketan dunia, Idta
mesti hldjukan perhatian kita
pada pikiran lebih banjak darÎ
pada jang lain·lain.
Ada jang kata Buddhisme ada
peladjaran jang se ram dan me·
nakuti orang, karena meluki5kall
ini penghidupan begitu seram,
seperti terkl1rung dalam pendja
ra jang gelap gulita, dengan
tidak ada harepan untuk (bpat pertolongan dan kasihannja
machluk machluk sutji jang Ie·
bih tin~gi h:lDja disuru lesuatu
orang berdaja sendiri, hiagga
golongan jang lemah dan biasa
melendot, jang belum pUllja te·
naga akan bertindak .endiri,
263

djadi putus harapan, karena ba
kal terkurung terus dalam itu
pendjara dari kesallgsaraan dunia.
Memang kabeneran lidak seInmaDja enak didengar clan ditrima j orallg sudah begitu biasa
pad a djandji - djandjian muluk
tentang adanja pertolongan, ditebu, dosanja, diluluskan segala permintaannja, diadjak tinggal dalam sorga dan sebagainja
pula, hanja dengan sudjut dan
pertjaja saclja pad a machlukmachluk sutji, hingga djadi me
rasa kaget kutika dika!ih tahu
ol eh Buddha bahwa manUlia
harus tolong dirinja sendiri.
Sebetulnja apa jang Buddha
tundjuk ada hal jang sewadjarllja jang begilu lederhana dali
dapat disaksikan kabenerannja
dan bllkti-buktinja setiap hari.
Apakah ada satu ajah dan ibu
atau babu biar bagaimana pintar mengurus anak - anak bisa
bikin satu baji pandai berdjalan tanpa ia mest i tjoba sendiri? Apakah ada satu achli onderwijs guru - guru atau professor, jang sanggup kasih kapin
terannja pada murid - murid
jang IlIaIas dan bodo? Segala
apa mesti datang atas pikirannja itu murid - murid sendiri,
jang kudu berichtiar dengan ke

264.

mauan jang teguh unhlk bela·
djar. Maka seorallg jang ingin
hidup selamat, tentram dan
terbebas dari segala karuwetan
dun ia, ia tidak nanti dapatkan
itu tanpa · Iakukan Pertjllbaan
Benal' akan tolong dil'inja sendiri. Maka djikalau Buddha
her kata kila orang senll.la ada
seperti terkurulIg dalam pendja.
ra, la hanja tundjuk sadja keadaan jang sebenarnja, dan ber·
bareng dengall itu ada dikatakan djuga, apa jang mengedjut
kan jang banjak orang tidak
dapat lantas dipertjaja, bahwa
sebagai orang tawanan kita pun
sebetulnja lidak usah tinggal
terkurung satu saat lebih lama
dari pada jang kita pilih. Be·
gitu lekas kit" dapat pikiran
akan dobrak itn pintu dari kamar tutu pan jang gelap petang,
kita pun akan dapat kabebasan
penuh, dan sampaikan sillar terang dengan tidak satu apa dapat menjegah!
Setjara lebih djelas dan tjo·
tjok boleh djuga dikata pada
saat itn orang mulai kerdjakan
apa jang perlu akan lepaskan di·
rl dari itu kurungan, tembok2
dari ia punja kamar tutu pan
mul ai roboh sendirinja, hingga
ia dapat bergerak lebih leluasa
dari pad a dulllan; dan kapan

pakerdjaannja sudah selesai, ia
dapat kamerdikaan penuh dengan tidak satu apajang menghalangi. Tapi brapa lama akan
mengambit tempo untuk ia dapat itu kamerdikan sepenuhnja
inilah ada bergantung pada tenaga dan kepandaian jang ia
gunakan dalam itu pertjobaan.
Tapi sudah terang itu pendjara
tidak selalu tinggal rapat, dan
kuntjinja bukall dipegang oleh
lain orang atau pun ol eh salah
latu machluk sutji pada siapa
kita harus tjoba dapatkan dengan berdo'a, sembahjang dan
meratap, itu pintu-pintu sebenarnja tidak dipalang atau dikuntji 01 eh apajang itu orang
tutu pan tjiptakan sendiri; maka
masing - maling ada punja kemampu.\O dan kckuasaall untuk buka sendiri. Manusia punja cipier adalah dirinja sendirinja! Manusia punja mt»uh,
iblis atau setan pengoda, hanja
ia punja pikiran sendiri. jang
serin" menjesatkan dan memblwak njasar, jang mem bik in
penghidupannja penuh dengall
kasedihan dan kesangsaraan.
Dan sekarang, bagaimananakah dajanja untuk bersihkan ki
ta·punja pikiran dari segala jang
djelek, kotor da~ tid,k baik?
Dalam ilmu p3ychologi (pe-

ngatahuan tentang pikiran) sudah diakku dengan umum, bah
wa segala matjam pikiran tidak
perduli jang dipandang balk,
ataupun diDam ai djahat, biasa
berakar lebih kuat dalam peringetan mallusia mcnurllt banjak
nja perhatian jang ditlldjukan
padanja. Apa itu perhatian ada
maksud setudju dan membenar
kan atau membantah dali menjalahkan. itulah tidak sebrapa
bedallja, atau hanja sedikit lekali
berbedaannja. Jan6 sudah pasti
adalah itu pikiran bakal termasuk lebih dalam, dan berakar
lebih kuat dalam peringetan dari itu orang jang perhatikan keras padanja.
Inilah satu pengatahuan besar dan penting jang kapan kita
orang .udah mengarti baik, nan
ti membel'Î banjak karinganan
pada tilll.lakan kita akan singkirkan segala pikiran jang tidak
di Ingin. Tentang ini hal oleh
Bhikshu Silacara ada diberi
tjonto deng'\Il tuturkan satu dongengan Bindu demikian:
Satu gum untuk i1mu si-hir
jang gaib ada punja satu murid jang, lantarau merasa pengartiannja sudah tjukup, akan
tjoba kepandaiannja untuk menjebrangi lungai dengan be·
djalan di atas muka air.

265.

Sang guru idzinkan itll murid lakukan pertjobaan dengan
diberi kapa$tian bakal berhasil,
kalau sadja selagi menjebrallgi,
itu murid djangan sekali - kali
bajangi dal.m ingetannja, rupa
dal'Î kaki blakang jang kiri da·
ri se ekor balla', dengan bun tut
ruelingker.
Sang rnurid berdjandji akan
singkirkan dari ingetannja itll
matjam petaan, dan sasudahnja
bikin persediaan jang dirasa tju
kup sempurlla, dan dengall pe·
nuh kapcrtjajaall jang pertjobaannja bakal berhasil, ia lantas pergi ke tepi lungai akan
djadjal kt-pandaiannja. Tetapi
kutika hendak turun ke air men
dadak ia mandek akan pikiri
apa jang gurunja pesell supaja
ia djallgan ingat lama sekalih.
Oh, ja, ia berkata, aku tidak
uoleh ingat telltallg kaki hlakang sebelah kiri dari satu badak jang buntutnja melingkar.
Sasudahllja ingat itu pesenan,
ia ras a tidak ada apa·apa lagi
jang membikin dja<1i halangan
akan ia melljebrang itu sungai
dengan berdjalan diatas air.
Tapi begitu lekas ia turun • •
lantas keljeuur!
Barangkali aku ada berbuat
kakliruan dalam djampe-djampenja, ia berpikir, sasudahllja

mandjat kembali kc tepi sungai
la lalu pulang krrumahnja akan
ulangi pula dengan sangat telitie itu segala djampe, aturan
npatjara dan pantangall·pantangall jang mesti dilakukan. Ke·
mudian, dcngall ingat betul
sang gunt punja pesenan jang
pengabilan, ia balik pula ke
tepi sungi akan nlangkan per·
tjobaannja itu sampai h bra pa
kali, tetapi sdalu tirlak memberi hasil. AC'lÎruja dcnllan bing{tng dan sedih itu rnurid per·
gi tjnri gurunja akan tuturkan
kagagalannja. Ol eh itu guru i.
ditanja: Apakah kau ingat aku
punja peringetan jang pengabisan, untuk djangan pikir sama
sekali ten tang kaki belakang sebelah kiri dari seekor badak
jang buntlltnj:.\ melingker?
Tentu, guru! lahut si murid
dengan tjepal. Tidak salu saat
puu aku pernah lupakau itu
pesallan!
Sang gmd tersenjum, dan ber
kata: itu bagus, sungguh sangat bagm! Biarlah sekarang
,kau djangan lupakan apa jang
aku kira kadepan kau nanti ingat
selamanja, jaitu: memikir untuk
"tidak mau ingeti" .atu barang
ada sama djuga "ingeti" ftt,!
Lain tjonto kami ada batja

I

dalam bukunja Njonjah Aluander David Neel: With Mystics
and Magiclan in Thibel (de·
ngan orang· orang pertapaan
dan tukang - tllknug si - ir di
Thibet) dalam man a itu Njo.
njah tuturkan pcngalamannja
jang aneh aneh selama berdiam
bebrapa tahun dalam ito negeri
adjaib dan bergaulan dengan
orang orang jang faham Hmu.
ilmu llIudjidjat, Bntara lain-lain
itu njonjah ada tjeriterakan apa
jang ia deDgar d,,!"Ï penduduk
disana:
Di satu tanah pagunungan
jang sunji ada liwat satu suda·
gar dengan pelJgikutnja akan
pergi berdagang ke lain tempat. Kebetulan ada meniu!)
angin kera, jang bik in melajang
si sudagar punja topi vilt dengan daun lebar jang dapat di
tekuk, dan ini topi djatuh menjangkut ditengah lJombolan
Jang sedikit djaub. Lantaran
pertjaja itu topi jang diterbang
kan angin ada membawak apes
kapan dipungut, maka si sau.
dagar tinggal antepi sadja. Demikianlah itu topi, jang ketimpab udjan dan angin, mendjadi
butut dan ampir tidak dapat
dikenalin.
Berselang bebrapa lama di
itu djalanan ada liwat lain·lain

ol'ang jang, kutika melihat serupa barang barang aneh bel'·
lel'ak-g(rak di tengah gombolan
uoldl djadi lalltaran tertiup
angin . lauta, beranggel'lIn disitu ada sembuni satu djin atau
siluman jang ruranja héndak
mengganggu pada siapa jang
melintas. Ini omongan dengan
!jepat lantas tersiar disaputer
Jlu tempat, tempat, dan t Selu/Itu orang jang liwat .emua mengawasi itu .ilumall di tengah
gombolan dengan pCllUh rasa
takuI, dan lalu Lertindak saIjcllet. tjepatnja untuk djauhi
diri. Kasudahanllja lambah lama semakin banjak orang pertjaja jang di itu tepi djalanan
ada berdiam satu .i1l1m,m, dan
pad a saudagar· saudagar dan
orang.orang pelantjongan di beri nasrhat oleh penduduk de. a
dideket situ .upaja mendjaga
diri dengan hati hati.
Pada st-suatn hari bcsbrapa
orallg liwat disitu dapat lihat
ilu barang butut berge rak· gerak
sendirinja. Lain harinja kelihatan itu barang tjoba lolo.kan
diri dari ilu duri dan ojot jang
meliputiEpadanja . Achir·achirnj<l
k~dapetan itu topi butut ke.
Iihat,," seperti hidup, terbang
mellg~djar pada serombongan
orang jang liwat deket itu tem-

216.
267.

PERTJOBAAN BENAR V

DJalaD utama ke • . TJeram ah 33
ia
pat, jang tentu sadj. lant•• la- jang suka perhatik an lagi,
musna
ri sungsang lam bal dengan ke- pun lantas linjap dan
takutan setengah mati. Itu topi sendiri.
Dongengan-dongengan ini ha.udah mendjadi hidup lantaran
pikiran pa nja untuk mengundjuk satu pibanjak orang djudjui
kiran jang djelek atau kurang
danja.
Demikianlah pikiran dan ka- baik, tidak akau linjap dengan
pertjajaan dar i orang banjak, ditjelah, dimusuhi, dibuat djidji
jang pandang itu topi ada satu atau di ingeti dengan perasaan
besHuman, tel ah membikin mUIl- menese1. Djalan jang palinglupa
tidak ada. tul dan mudah kita mesti
tjul apa jang tadinja
Barangkali satu lelembut atau kan, djangan ingeti lagi padadan
djin penungg u jang melihat nja, hanja tudjuka n pikiran jang
orang begitu ketakutan sama Îtu perhatian kita ke djul'U!andemitopi lantas gunakan ini barang baik dan benar. Dengan inge
untuk mengganggu. Itu mach- kian itu segala pikiran dan
g
luk-machluk halus jang djahat tan jang lidak karuan djuntrun
atau nakal djadi semangkin kuat nja nanti linjap atau musna
djadi
dan berpeng haruh kapan orang sendiri .eperti pohon jang
iantara
taruh perhatia n dan openi pad a kering, laju dan matiair.
nja, tapi begitu lekal tidak ada tidak pernah disirami

268

APA jang dinamak an Pertjobaan Ben ar sehagian besar dialas pik iran, meml\lIg
ada ambil bagian
penting dari segala
manu,ia, jang keIiatau jang tersernbullji.
dalam perljobaan benar
m,·na'~r,,,,,,n.~ itu pikiran ada be
tidak satu apa
sempurnanti berhasi
oralI! tidak laruh
lebih dahulu pada
• Maka itu kaum Budpandang pertjobó\an untuk
dau bikin djedjek pikiran
aal ah satu kemeslian jang
dapat dialpakan dalam
n.. ,rn,m,,,,,, benar maski djuga
apa jang ada damasti diwudjutkan

mengasih undjuk bagaimana itu
pikiran jang ditudjuk an ramerallle membikin barang jang tidak ada bisa mendj adi ad a, dan
kalu orang keras memikir untuk
singkiran apa apa dari ingetannja nanti membikin itu soal te
ringat semangkin kera!.
Sekarang kami akan tam bah
kan pula itu keterangan dengan
dongengan kuno seperli berikut:
Pada sualu hari ada Hwa!
seorang pelalltjollgan ditengah
lapangan dengan memakai mantel. Anlara sang matahar i dan
sang angin, jang akan undjuk
kekuasaanllja, lal u bikin bertarulHIIl .iapa dialltaranja jang
sanggup bikin itu orang punja
mantel djadi lerlolos dari badaunja. Sang angin lalu me·
lIiup sekeras-kerasnja pada itu
mantel, jang lantas tersingkap
dan bergedeberan seperli bendera, lapi tidak berhasil bikin
itu barang djadi terlepas, karena itu orang pelalltjongan malah kantjing dan pegangi semangkin kuat supaja tidak lam
pai ilu barang terbawak terhang. Sasudab nja perljobaan
dari sang angin mendjadi gaga!
lalu datang giliran sang Mataha
269.

ri undjuk kekuasaannja. Ia tidak ganggu itu mantel dari ba
danja itu orang, hanja todjokan
sinarnja jang demikian rupa
hingga itu orang .aking kagera
han, achirnja buku, loloskan
dali lempar itu mantel.
lui dongengan untuk men gun
djuk, daja jang paling sempurna akan singkirkan sematjam pikiran bukan mest i tentangi atau lawan padanja dengan setjara keras, hanja kudu
bisa melupakan. tinggal antepi
telentari dan 'djangan diperduli,
sebab dengan demikian pastilab
ia akan mati tendirinja. Dalam
hlangan halus dari pikiran, seperti djuga dalam perbuatan
jang berhubung dengan urusan
dunia kasar, scsuatu pertjobaan
akan menentangi dengan langsung pada apa jang tidak diingin,
sering kali menjebabkan itu sifat
djelek djadi berdiri semangkin
tegub dan bikin perlawanan nekat untuk membela diri.
Mitsalnja, satu orang ingin
tindIls ia punja kabiasaan berdjudi dengan djalan pikiri segala kedjabtannja, dan bajangi
itu karugian , kadjengkelan dan
kasangsaraan jang ia pernab dapat dari itu kabiasaan, dengan
demikian didalam pikirannj.
lalu terdjadi perguletan antara
270.

kasukaan berdjlldi dan pikit'an
untuk menentangi Ïlu. Sebentar
ia ingat dengan menesal sebagaimana banjak uang jang ia
boroskan dalam pendjudian dengan alamkan banjak djuga kedjadian jang tidak enak; girang
dan gembira kutika berkumpul
main kartu hersama-sama sahabat dan balik kerumah dengan
kantung pade!j ia merasa .ajang abn lepas itu sensasie atau
geteran hati jang ia sering alam
kan kapan menarik kartu bagus
atau waktu keadaan mudjur, de
ngan pikiran tinggal seger,
actief dan gumbira, maski sampai .atu malam bergadang terus. Demikianlah semangkin ke
ras ia berpikir kedjabatannja
berdjudi semangkis banjak timbul reaksie atau perlawanan da
ri pikirannja sendiri jang ingin
ia pegang terus itu kabiasaan.
Dengan demikian sikapnja itu
orang terhadap pendjudian djadi .angsi atau limbung. Ada
hanjak pendjudi jang pada sasud.hnja alamkan kekalaban be
sar dan tanggung kasukeran
hei bat sudah bersumpab akan
tidak berdjudi pula, tapi achir
nja tidak sanggup brentikan
kabia.aannja memegang kartu.
Ada banjak 0 rang pergi ketempat pelta dengan kandung nia-

tan tetap untuk tidak berdjudi,
achirnja tidak punja kekuatan
hati akan menolak, kutika dita
rik oleh sahabat-sahabatnja jang
bilang khian tje-kha (kurang
satu orang) untuk iseng - iseng.
Deroiki,mlah maski terus-menerUI ia tjelah atau bitjarakan
djeleknja itu ka.ukaan berdjudi,
dan menjatakan ingin bebaskan
diri dari pengaruhnja kartu, ia
tidak dapat buang betul - bet uI
ini kabiasaan, lebegitll lama
ia belum dapat lain djalan untuk simpani perhatiannja ke la in
djllrusan jang memblkin itll pendJ!1dian . ia tidak tjelah atau pudJl, hanja lupakan sama sekali
hingga tidak bertempat pula da
lam ingetannja.
Seorang jang tanggung kadukaan lantaran kahilangan milik, kematian orang jang ditjinla, alamkan kegalan dalam perIjintaan, at au ter.erang oleh
rindu jang baibat pun akan dapat banjak karinganan, bahkan
dapat kasembuhan dari duka
dan rindunja, dengan djalan
melupakan, mendjauhkan d.ri
pikiran, atas apa jang telah ter
djadi. Ada orang jang kapan
alamkan karugian besar dalam
perdagangan berulang-ulang me
njatakan, jang it~ .emua kerugian sudab djamaknja, dan lain

tempo ia masih akan dapat
kom bali uangnja kapan datang
llasif baik atau mudjur. Telapi
.edang mulutnja katakalI demikiall, kasehatallnja semangkin
mllndur, sikapnja tambah IDUrung, tabiatnja sering IDuringmuring dan bah kan ada djuga
jang otaknja rada mengsol atau
slleuwachtig, bingga sering mengotje tidak karual1. Inilah lantarall ia sering pikiri pad a itll
milik jang ludes dan tjoba hiburi hati dengan harapan dapat tarik kauntungan besar di
hari nantij ia tidak dapat lupakan
itu karugian dellgan
simpangi pikiran dan perhatiall
IIja ke la in djurulan. Maka itll
maskipun ia sering katakan,
"barta dunia tidak berguna
dan tidak kekal" dan sebental'bentar bisa uljapkan lafal-Ia!'al
dari kitab atau udjar dari Nabi-Nabi, tapi lantaran itll hal
tidak enak ia pikiri terus, maka ia tidakbisa hindar dari tindesan dan gangguannja, bahkan
itll kadukaan melibet semangkin
dalam.
Bagaimana besar faedahnja
melupakan kita kahilangan familie, kekasib atau sababat j'lIIg
tertjinta lantaran kematian, Hu
lab sudah diketahui oleh orang
banjak ledari zaman dulu ..

271.

)

Orang-orang tua sering mena·
sehati pada siapa jang bel'sedih
lantaran kematian, untuk tjoba
lupakan itu dengan djauhi dari
legala apa jang dapat timbul·
kan peringatan pada si mati;
ada orang jang pergi menjingkir
ke1ain tempat pindah la in ril·
mah; ada jang kematian anak·
nja jang masih ketjil sudah am·
bil lain sebagai gantinja. Ada
pula jang djauhi dari damping
nja segala barang jan~ dapat
datalIgkan peringetan bagai jang
mati. Melupakan dan mendja.
uhkan dar i pik iran itulah ada
penawar jang paling mandjur
akan sembuhkan kasedihan jang
datang dari kematian, dan ini
daja mendjadi tam bah lempur·
na kapall itu orang jang ber·
sedih bisa bikin pikirannja ke·
tarik pada lain apa·apa.
Gangguan dari rasa rindu at au
lub hati dalam urusan pertjin.
taan pun demikian djuga. Ada
oran~ ja lig heodak i1angi sakit
dan karillduannja dengan memi
kir itu kekasih punja segala tja.
tjat, perbuat tldak baik atau .i·
kap jang tidak memuaskan agar
hatinja mendj;ldi tawar dan reng
gang. Tetapi pertjobaaonja keba
njakan gagal lantaran lebegitu
lama ia masih pikiri terus pa·
da kekasihnja itu biarpun de·

272.

ngan perasaan bentji, itu iketao
djadi semangkin melibet kera.
hingga lusah terlepas. Penga·
ruhnja baru . mulai kurangao
kalau ia dapat tudjukan per·
hatiannja ke lain djurusan, pa·
da sematjam pakerdjaan atau
barang, atnupun orang, jang bi· 1
sa tarik ia punja pikiran begitu
rupa hingga ia djadi lupa pad a
itu kekasih.
Orang biasa katakan , lang
tempo nanti ml:njemllUbkan
orang punja ras a duka, sakit,
rilldu atau sedih. Tetapi sebab
jang belul bukan dari lamanja
tempo hanja lantaran sasudab
berae1ang sekian lama, ada ha·
njak hal·hal jang menarik per·
hatiannja hingga ia tidak in ge
ti atau pikiri pula pada apa
jang telah Hwat. Sebaliknja sa·
tu orang jang tidak bisa da·
pat djalan akan .impangi ia
punja pikirall atau dengan se·
tjara bodob dan tjupet ia kum·
pul terus perhatianl'lja pada se·
gala kedjadian tidak enak jang
telah Hwat jaitu jang dikutakao
tabait mengurek iapuo masih ra
sai ter us itu kasedihan, kadjengke
lan atau kagusaran dao kaben
tjian dari tempo jang sudah
lama Hwat. Ada banjak pe.
rampuan jang masib memaki
dan mcngutuk pada suwaminja,

jang merongrong dao bcrlaku
tidak setia, maski itu luwami
sudab mening gal ampir sepe·
rampat abad jang lalu; ada ba·
njak itu jang kutjurkan air ma
ta kapan tjerita ten tang anak·
nja jang sangat ditjinta telah
meninggal bebrapa belas tahun
beraclang. Ada djuga lelaki atau
perampuan jang tidak akan
menikah seumur. hidup sasu·
dahnja alamkan kegagalan hai
bat dal am pertjintaan. Orangjang begitu sudah sik,a hati
dan pikiranuja terus - mcnerus
lantaran tidak bisa lupai hanja
ingeti sadja itu semua kedjadianjang tel ah lama liwat, hing
ga sang tempo tidak dapat to·
long untuk mcmberi kasembu·
han.
Dan ini tjonto. tjonto orang
dapat liha! bagaimana manllsia
punja kasenengan atau kaseha·
tan kabruntungan atau katjila·
kaan, katentreman atau keka·
lutan batin, ada bergantung
siratnja ia punja pikiran, atas
tjaranja ia menjambut scsuatu
kedjadian jang dialamkan da·
lam pengbidupan dan atas ke·
pandaiannja untuk melupakao
atau meodjauhi segala apa jang
tidak enak dari dalam peringa
tannja, untuk mak.ud mana Ie·
bib mud ab berhasil Itapan ia

bisa tudjukan pikirannja pada
apa jang laln jang Icbih baik,
mengirangkan dan menguntung
kan bagai ia punja batin. Orang
jang tjoba melupakan kadukaan
dan kasedihanllja dengan ber·
djudi, minum arak, atau tjari
kagirangan jang bersifat boro!
dan tidak betjik, itulah bukan
melakukan Pertjobaan Benar,
sebab ia hanja terlolos dari
sematjam kadukaan atau kase·
dihan untuk terdjcrumu. keda·
lam lain keadaan jang barang.
kali achirnja membawa kesu·
dahan sama ataupun lebih ti·
dak eoak dari pada itu hal
jang ia hendak lupakan.
Apa jang tdab dibitjarakan
ada bal·hal tidak enak jang da
tang pad a kita lantaran kedja·
dian dari luar,~scbab kematian,
karugian, kagagalan dalam per·
tjintaan dan lain-Iain pula, ada
berhubung dengan nasif, dan
dari perbuatan orang lain jang
ti dak dapat di tjegah. Tetapi
ada banjak djuga kasusahan
jang menjiksa pad a satu orang,
jang membikin ia terus·mene·
rus hidup dalam kamurungan
dan bah kan terdjerumus dalam
kado,aan, jang datang dari ia
punja tabiat, watek at au batin
sendiri jang bertjatjat atau ti.
dak be.ib. Mits.lnja, ada ba·

273.

njak orang jang mcmpunjai ha
wa naf~u serakah begitu besar
dan meliwat bat es, hingga se·
tiap hari melljiksa diri dan pikirannja lUI tuk bergulat dali
mellgedjar kainginan dali kapelltingallllja diri sendiri jang
belum tertjapai, atllu tarnbahi
pula apa jang ia sudah ad a,
atau lindungi kapulljaaullja su·
paja tidak terlepas pula. Ada
pula orang jang tabiatnja begi
tu sirik, dengki, dan djelos
hingga ka pan melihat lain orallg
lebih harlawan, lebih bel'untung, lebih pandai, lebih tel'horrnat atau lebih berhasil pakerdjaannja, lanta. hatillja mera,a gemes panas dan ingin merusak dan membusuki , Ada pula orang jang bertabiat djelek,
gede ambek, biasa mendendam
sakit hati, hingga djikalau lain
orang lakukan perbuatan jang
ia anggap merugikan pad a dirinja, menghina atau kurang
mengilldahkan, bedaku tidak
pan tas atau tidak adil, ia lantas membentji teru. - menerus
dan pikiri siang dlln malam ba
gaimana harus membalas dan
menghukum pada hu orang
jang kUl'ang adjar. Inl semua
sifat - sifat dalam batin atau
pikiran jang menjiksa dan membakar hali, menimbulkan pena-

27••

saran- dan' tidak puas, telah laDialltaranja Saudara·.audara
hirkan banjak gontjangall jang
meJinjapkan iaplInja ka1entre- ba rang kali sudah pel'llah lihat
bagaimana balok· bal ok dari
man.
satu pintu atau djendela bia'il
,
Ter!ladap ini matJ~II,1 gan.g- dihubungi satu pada lain dengan
gllan Jang b~l':,sal da.\'I, slfat dJe· disertai lobang ketjil dalam malek dl.'lam dm selldll'l , d~la~ 1 na binsa dikasih masuk lepopelad,laran lllld~h~ ad'l dlberi I tong kaju jang m:ujamnja sebeketerangan begIlIl :
,ar djari tangan dinamai pena"Seperti djuga satll pemban- dengall apa itu sambungan ditil dari tukang perhiamn jang bikin kuat dan tidak dapat me
pandai ada gunakan sematjam ngisar. Kapan itu sambungan
peniti ketjil dan tipis abn bikin hendak dibuka, lebih dahulu
djatub, singkirkan atau lolosin itu pena mest i diloiosin dengan
satu peniti jang lebih besar jang djalan mengetok udjungnja saia ingin lukar, demikianpun ka· ma lain pena jang ketjilan sampan scmatjam pikiran itu, leo- pai menondjol keluar. Ini karang bhikshu djadi kemasukan biasanll atnu tjara bekerdja daingetan djnhat, tidak baik dan ri tukang kaju atau tukang batidak benill lantaran terikat sa- tu, ada berfac:dah djuga untuk
ma kemaruk, kabentjian dan ka- singklrkan segala ingetall jang
sesatnn, kapau demikian harus. tidak baik, jaitu dengan dorong
lah dalam ingetannjn ia lahir- keluar apa jang djelek dall dja
kan lain mat jam pik iran jang hat dengan kasib masuk kedaberhubung sesuatu jang baik, lam ingetan kita pikiran jang
bcrsih dan mcnjenangkan, su pa baik, benar dan berfaedah dan
ja apa jang djahat, tidak baik, tidak Selfisb.
tidak bersih tadi, mendjadi laMitsalnja, dalam kita punja
ju dan rusak dan achirnja)j- pikiran telah muntjul kninginan
njap, dan dengan Iinjapnja itu ang bersifat seraknh atau tema
semua, pikirannja itu Bhikshu ha, jang kita ta hu ada .angat
mendjadi tetap, dapat ditakluki, tidak baik. Untuk .ingkirkan
terkumpul mendjadi satu, dan itu kita tidak usab sebentar-ben
ditudjukan ke djurusan jang tar biJang pad a diri kita senditentu" •
ri I "Aku ttdak mau pikir pada
itu ingelan jang serakah, aku

tidak nanti ingetin itu pikiran
tidak baik." .ebab dengan berbuat t1emikian kita sebenarnja
bikin pel'hatian kita ditudjukall
lebib kera. pad a itu pikiran
jallg tidak sehat. Tindakan
pertama jang harus t1itjoba untuk usir itu kaserakahan dari
ingetan, bukan dengan djalan
peg aug dan dorong ia kluar setjara kasar, hanja dengan lederhana dan sabar kita
lupain padanja didalam kita
punja pildran, jang ditudjukan
sama sekaJi kedjurusall lain dari itu .atu, dan antero tenaga
dari pikiran kita dikumpul untuk pikiri .adja apa . apa jang
bersifat sebaliknja, jaitu sematjam pikiran jang ingin ma
ngasib, jang nbenifat murah
jang dermawa.
'
Sudah tentu itu pikiran jang
serakab tidak dapat lantas di·
dorong mundur dan tinggalkan
itu lapangan untuk diduduki
oleh kawanllja, jaitu pikiran
jang murah dan tidak Selfi.h.
Untuk .ekian lama malah nan
ti ia bekerdja teru. untuk madju kedepan dalam pertjobaan
nja jang ulet supaja bisa tetap
berkuasa dal am kita punja pikiran. Maka itu kita pun me.ti
berlaku dengan .ama djuga
nekat dan uletnja untuk tidak

275 ,

i

perdulikan dan lupakan padanja, dan segala apa jang bersifat .ebaliknja dari sel'akah, dengau menggunakan ini tjara,
kita nanti lekas buktikan bagai
mana itu keserakahan punja tenaga untuk mendapat pethatian
dari kita nanti djadi lemah,
dan kapan ini pertjobaan bi.a
didjalankan terus - menerus, itu
pikiran baru jang ,tidak Selfish,
jang dermawan dan suka mengasih at au menolong nanti
memegang kuasa dalam pikiran
kita dengan tidak ada satu apa
pun jang menentangi padallja.
Ini pertjobaan harus diulan~i
terul pada saban kali itu piklran jang tidak di ingin mengasih undjuk rupanja, sampai lama-keI am aan dengall sendirinja
itu ingetan ditudjukan kedjurusan jang baik be~itu lekal
pikiran jang tidak balk datang
mengantjam.
Dari sini dapat dilihat bagaimana tjara dari Buddha untuk menolak sifat tidak baik
jang mengeram dalam kita pu·
nja batin ada berbeda darijang
biasa ter tam pak dalam lain-Iain
agama, jang menjuru penga:
nutnja berdoa atau memohon
pertolongan supaja disingldrkan
itu pikiran nasar jang katatlja
ada berasal dari pengaruhnja
~76.

iblis; ,aban kalih satu orang
in.jaf jang dirinja ampir ken a
terseret kedjuru.an jang kliru
at au berdosa, ia harus utjapkan
doa memudji dengan se but na·
manja Tuhan atau Nabi jang
dianggap mempunjai kekuasaan
dan kemandjuran untuk menolak pengaruh djahat. Sebaliknja Buddhisme tidak mengadjar
akan kita orang bergalltung pa
da apa-apa dari luar untuk dapat pertolongan supaja terlolos
dari kadosaan. Itu ingetan tidak baik sudah datang dari pi.
kiran kita sendiri, maka vntuk
lawan dan musnakan pengaruh
dan kekuasaannja puu mesti
dengau alat kepunjaan kita sen
diri djuga, jaitu memakai kekuatannja kita pUllja pikiran.
Itu tjara untuk singkirkan
ingetan tidak baik dengan djalan tidak perdulikan padanja
dan simpangi pikiran kita ke
djurulan jang lebaliknja, ada
latu peladjaran jang sudah dia
ku kabenerannja dalam ilmu pi
kiran, dan banjak dipake dalam
kalallgan i1miah modern. Ilmu
mengobati dari ini djaman ada
banjak janç mengambil djalan
tjara demiklan, jaitu bukan de
ngan langsung menjerang pada
itu penjakit, hanja teguhin badaullja si sakit begitu rupa

hingga mendjadi kuat menahan
ilu serangan atau menunggu
ampai gentjetannja itu peIljakit djadi kurangan dau ach irnja linjap sendiri.
Sauclara - saudara!
Djikalau kita berdjabll di .ua
u kebon, djalan raja, atau ma·
uk dalam tumah jang gelap
~ulita, hingga terpaksa kita me
ampa - rimpi, sebentar - bent ar
ita kena tubruk pohon kedjeblos di selokan, alau kesandung
batu, atau kena langgar sepoong prabot jang bikill kita djauh tersumpat, dengan mellgau
dUllg sa kit, luk a, letjet atau ber
darah, tindakan apakab jang
kita harus lakukan untuk ter~~ba. dari itu keadaan jallg tiuak enak?
Djawaballnja; "Mesti pasang
ampu, bawak lente ra atau obor
upaja djangan berada dalam
agelapan."
Memang ludah lamestinja
fIntuk Iinjapkl\n gelap kudu ada
inar terang. Demikianpun unuk singkirkall kedjahatan mesti
~ul1akan kebaikan, hapuskan
~~bodoan dengan pengartiau,
I-'an kakliruan dengan kabene.
an!
Kita orang terliput dalam ka~elapan, jang membikin kita

terdjerumus ke selokan, kedju·
rang, kedalam ra wa, atau pUil
kehentur POhOll, atau kema tubruk dau bikin terbalik prabotan jang ada didalam rumah
atall kamar, hingga membikin
petjahnja va. jang \!Ildah atau
pun katja lemari, dan bikin di
ri sendiri dapat luka dan tanggung banjak aakit, ini lemua
pokoknja lantaran TIDAK ADA
TJAHAJA TERANG itu kage.
lapan lantas tersingkir begitu
leka. muntjul slnar teran~, Ie·
perti malam lantas lerganIJ ol eh
siang begitu lek.1 matahari siarkan sillarnja di fjbak ,Timur.
Ini satu kabeneran jang tertampak dalam alam (natuur)
pUil ada berlaku djuga terhadap
batin dari manusia. Sebagai dju
ga kagelapan meradjalela lantaran tidak ada sina terang, de
mikianpun itu orang jang berdjalan .alah, jang melakukau
kedjahatan atau kadosaan terulama lantaran dalam pikiran
tidak bertempat atau tidak per
nah ingeti dengan sungguhsungguh sesuatu jang ba ik, jang
benifat lIIurah atau ,dermawan, jang tidak Selfisb.
Seperti djuga ini ruaugan,
kapan lampu-Iampunja padam,
akan terli!>ut dalam kagelapan, '
demikian plln kita punja piki-

277.

ran akan menudju kedjurusan
kedosaan atau kedjahatan kapan kita tidak pernah taro per
hatian pada apa-apa jang ba ik
dan benar. Begitu lekas itu
lampu-Iampu dikasih menjalah
kombali, kagel2lpannja lantas
linjap, seperti djuga itu sifat-sifat djahat atau dje1ek dari ba
tin manusia akan tersingkir atau
linjap sendirinja kapan itu orang
sudah dapat masuki ia punja
pikiran atau tjurahkan antero
perhatiannja dengan apa - apa
jang baik, benar dan memberi
kafaedahan kekal.
Semua orang teritung djuga
anak-anak ketjil, sudab mengarii kapan masuk dalam kamar
jang gelap petang, ia mesti pu
ter schakel lampu atau kasih
menjala korek api, lilin atau
lampu batery, supaja tidak kesandung atau kena tubruk apaapa. Tetapi sedikit sekali manusia jang mendusiu pada kapentingan dan kafaedahannja
akan kasih menjala itu sinar
terang dari pikiran baik dan
derma wan kedalam peringetannja untuk melinjapkan itu kage
lapan jang berupa kebodohan
kasesatan, kedjahatan dan la in-

278.

lain sifat jang tidak di ingin.
Kita orang hanja bisa bertriak, mengel uh, menesal, meng
grutu, menangis dan meratap, kapan sudah kesandung atau tedjerumus kedalam djurang berdjalan di tempat gelap ditengah
kabodohan, kaserakahan, kemaruk sama kasenengan:dunia de·
ngan tidak mau bekel penerangan ma,ki sedikit djuga. Itu
katjilakaan sudah mestinja, me·
mang sewadjarnja kita harus
dapat, lantaran kesalahan kita
sendiri.
Maka itu marilab sekarang
kita ikuti Buddha punja pengun
djukan jang sederhana dengan
tjoba pelihara dan taro perhatian pada segala apa jang
baik, berfaedah dan bersifat mu
rah, pad a sa ban kali muntjul
kaserakahan dalam kita punja
pikiran. lnilah ada sa ma djuga
kita pasang lampu, obor, dij
tempat gelap guJita, tanpa diu·
sir itu kagelapan akan menjing.
kir dan Iinjap sendirinja.
Barang siapa jang bisa ber
tindak ke ini djurusan jang di
tundjuk oleh Buddha, jalah bo
leh dibilang sudah lakukan itl
Pertjobaan Benar.